Bau busuk yang menyeruak di Dusun Polodadi, Kalurahan Kulur, Kapanewon Temon, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), masih misterius. Polisi menduga bau ini bersumber dari bunga bangkai yang ditemukan di wilayah dusun tersebut.
"Hari ini Polsek Temon bersama relawan, dan warga sekitar melaksanakan penyisiran kembali dan menemukan banyak tumbuh bunga bangkai terdapat di sekitaran lokasi," ujar Kasi Humas Polres Kulon Progo, Iptu Triatmi Noviartuti, saat dimintai konfirmasi wartawan, Rabu (14/6/2023).
"Sampai saat ini kemungkinan sumber bau tak sedap tersebut dari bunga bangkai yang mulai muncul," imbuhnya.
Bunga bangkai ini ditemukan di sekitar area petilasan kuno Dusun Polodadi. Bunga ini memiliki tinggi sekitar 30 cm dan berwarna kuning kehijauan.
Menurut keterangan Relawan dari Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kulon Progo, Sunar Wibowo, bunga bangkai tersebut memang sudah lama tumbuh liar di sana. Kebetulan bunga ini sedang mekar sehingga mengeluarkan bau menyengat sejak beberapa hari terakhir.
"Kalau untuk itu (bunga bangkai) memang kearifan lokal. Di sini memang tumbuh liar bunga bangkai, dan kebetulan saat ini bunga ini sedang mekar-mekarnya," ujar Sunar.
Hanya saja, belum bisa dipastikan apakah memang bunga ini yang menjadi sumber bau misterius itu. Oleh karena itu, upaya penyisiran masih terus dilakukan oleh tim gabungan.
Diberitakan sebelumnya, warga di Dusun Polodadi, Kalurahan Kulur, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, digegerkan dengan bau busuk misterius yang muncul sejak beberapa hari terakhir. Warga, relawan, hingga polisi sampai turun tangan untuk mencari sumber bau tersebut.
Bau busuk misterius ini pertama kali muncul pada Sabtu (10/6).
"Jadi pas abis magrib itu kan saya mau keluar rumah ya, nah tiba-tiba kok muncul bau busuk yang begitu menyengat," ucap Mujianti, warga setempat, saat ditemui di rumahnya, Rabu (14/6).
Mujianti lantas menanyakan bau ini ke tetangganya. Ternyata bau serupa juga dirasakan oleh para tetangga. Bahkan aroma menyengat bau itu sudah menyebar hingga satu dusun.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
(rih/ams)