Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bantul memprediksi sekitar 2 juta pemudik bakal masuk ke Bantul. Dishub telah menyiapkan jalur mudik utama dan alternatifnya, serta memperbaiki penerangan di beberapa titik.
"Perkiraannya yang masuk Yogyakarta 5,9 juta orang dan kurang lebih 1,5 juta sampai 2 juta nanti akan masuk Bantul," kata Kepala Dishub Bantul Singgih Riyadi kepada detikJateng, Rabu (12/4/2023).
Singgih mengatakan ada jalur mudik utama dan jalur mudik alternatif di Bantul. Jalur mudik utama dari arah barat, pemudik bisa melewati jalur Srandakan-Palbapang. Sedangkan untuk jalur alternatifnya, pemudik bisa mengakses jalur jalan lintas selatan (JJLS) yang melewati jembatan Kretek II.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dari utara jalur utamanya lewat Sedayu, tepatnya pos Klangon bisa langsung ke timur lewat Jalan Wates. Untuk jalur alternatifnya bisa juga ke kanan melewati jalur Sedayu-Pajangan," ujarnya.
Dari arah timur, pemudik bisa melewati Jalan Prambanan-Piyungan. Adapun jalur alternatifnya bisa melewati Sampakan arah Kapanewon Pleret, lalu Ring Road Timur. Jika dari arah Kota Yogyakarta, bisa melewati Jalan Parangtritis.
"Nanti ada personel yang berjaga di titik-titik, sehingga pemudik tidak perlu bingung soal jalur alternatifnya. Apalagi H-7 kita sudah tempatkan personel di lima pos pantau yaitu di Klangon (Sedayu), Srandakan, Gabusan (Sewon), Piyungan, dan TPR Parangtritis (Kretek)," ucapnya.
Terkait potensi kemacetan di jalur mudik, Singgih menyebut antaranya di Jalan Jogja-Wates tepatnya Klangon, Kapanewon Sedayu. Selanjutnya di jalur Srandakan-Palbapang, karena ada pasar tumpah di jalan Srandakan, tepatnya di Pasar Mangiran.
"Tapi sejauh ini belum ada laporan apakah di Pasar Mangiran ada kegiatan pasar tumpah. Selain itu potensi kemacetan juga terjadi di Jalan Piyungan-Wonosari sehingga di ruas jalan itu kami didirikan pos-pos," katanya.
Di sisi lain, Singgih memprediksi arus mudik bakal terjadi sejak tanggal 19 dan puncaknya pada 21 April. Kini Dishub tengah menggenjot perbaikan lampu penerangan jalan umum yang mati.
"Seperti ruas jalan utama mudik seperti Jalan Jogja-Wates, Jalan Srandakan dan JJLS di beberapa titik masih gelap. Karena itu yang masuk ranah kita segera dilakukan perbaikan, untuk JJLS kan jalan nasional jadi kewenangan di pusat," ucapnya.
"Lampu penerangan jalan khususnya di jalur alternatif yakni Sedayu-Pajangan terbilang masih minim juga," imbuh Singgih.
(dil/apl)