Seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) inisial UA (21) ditemukan meninggal di tempat kosnya, Kasihan, Bantul, pekan lalu. Setelah penelusuran ternyata UA meninggal karena menderita tuberkulosis (TBC).
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UMY, Faris Al-Fadhat menjelaskan, pada Senin (13/2) UA sudah mengajukan izin sakit kepada dosennya beserta surat keterangan sakit dari klinik. Dua pekan setelahnya, UA menghubungi Dosen Pembimbing Akademik (DPA) untuk menerangkan bahwa kondisi kesehatannya yang semakin menurun.
"DPA-nya pun meminta UA untuk kembali melakukan cek kesehatan. Setelah membaik, UA kembali bisa mengikuti perkuliahan," kata Faris melalui keterangan tertulis untuk wartawan, Selasa (28/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, pada Selasa (14/3) UA sempat diantar oleh temannya untuk melakukan pemeriksaan ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman. Hingga Jumat (17/3) UA masih mengikuti perkuliahan seperti biasa.
Sehari setelahnya, UA kembali mengajukan izin sakit namun saat ditanya terkait penyakitnya, UA tidak menjawab. Sedangkan pada Senin (20/3) UA tidak mengikuti ujian, dan sore harinya UA masih mengirim pesan pada temannya terkait perkuliahan.
"Saat dihubungi pada 24 Maret 2023 oleh dosen pembimbingnya, UA sudah tidak membalas hingga akhirnya UA sudah ditemukan meninggal di kamar kosnya," ujarnya.
Menurutnya, sejak awal UA dinyatakan sakit, UMY melalui Program Studi (Prodi) Ilmu Keperawatan selaku Prodi di mana UA kuliah, sudah memantau aktivitas UA. Semenjak itu pula, Prodi sudah menghubungi pihak rumah sakit untuk tetap memantau kondisi kesehatan UA.
Terkait dengan kejadian tersebut, UMY sudah mempersiapkan langkah preventif agar kejadian yang serupa tidak terjadi kembali. Salah satunya melakukan screening TBC kepada seluruh dosen, staf, hingga mahasiswa.
"Berdasarkan gejala-gejala yang dialami oleh almarhum UA, dan mengingat akan ada kemungkinan penularan, dalam 2 hingga 3 hari ke depan UMY akan melakukan screening TBC kepada seluruh dosen, staf dan mahasiswa," imbuhnya.
(rih/apl)