Video berisi penutupan patung Bunda Maria menggunakan kain terpal di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), viral di media sosial. Ketua RT setempat mengungkap tidak ada masalah dengan pembangunan itu.
Bahkan, warga sepakat untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. Termasuk adanya isu intoleransi, saat kabar penutupan patung itu viral di media sosial.
Pengurus wilayah tempat Rumah Doa Sasana Adhi Rasa ST Yacobus pun menjelaskan sejarah pendirian rumah doa ini. Diketahui bahwa rumah doa ini sudah berdiri sejak setahun belakangan. Fungsinya adalah sebagai rumah singgah bagi keluarga pemilik rumah tersebut yaitu Sugiarto. Sugiarto tinggal di Jakarta.
"Jadi memang awalnya rumah doa ini didirikan sebagai rumah singgah jika sewaktu-waktu keluar Pak Sugiarto pulang ke sini. Misalnya habis nyekar atau ngapain terus bisa berdoa di situ. Makanya dinamai rumah doa," ungkap Ketua RT 61, Purwoko saat ditemui wartawan, Jumat (24/3/2023).
Purwoko mengatakan selama pendirian rumah doa tak pernah ada gejolak di masyarakat. Pihak keluarga Sugiarto yang diwakili adiknya Sutarno intens berkomunikasi dengan warga sekitar terkait pendirian bangunan seluas 700 meter persegi tersebut.
Polemik mulai muncul saat pemilik menaruh patung Bunda Maria di dalam area rumah doa sejak 3 bulan lalu. Selain itu konsep awal bangunan yang harusnya sebatas rumah doa juga melenceng dari kesepakatan awal antara warga dengan pemilik rumah.
"Jadi pernah ada rencana diresmikan bulan Desember 2022 lalu. Tapi mundur dari jadwal, karena warga menanyakan kok beda antara pembangunan awal dengan kenyataannya," ucapnya.
Kemudian muncul ormas dari luar Dusun Degolan yang berniat membantu penuntasan polemik ini. Ormas ini menjembatani aspirasi sebagian kecil masyarakat setempat yang risih dengan keberadaan patung tersebut.
"Kalau nggak salah sudah datang dua kali. Ada sekitar 15 sampai 20 orang itu. Tapi mereka nggak memaksa, cuma membantu aja," ujarnya.
Selengkapnya baca halaman berikutnya
(ahr/rih)