Kegiatan trail di Ranca Upas, Kabupaten Bandung, menuai sorotan publik karena usai kegiatan kondisi alam menjadi rusak. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menyebut saat ini proses pemulihan wilayah Ranca Upas terus berjalan.
"Itu udah begitu kejadian kita langsung kontrol ke Perhutani dan sudah diperbaiki sih tempatnya. Itu bakung utan udah mulai ditanemin dan diperbaiki, Perhutaninya juga sudah minta maaf," kata Siti Nurbaya ditemui wartawan di UGM, Rabu (15/3/2023).
Siti menyebut masyarakat pada dasarnya bisa memanfaatkan lokasi itu asal tidak merusak. Ia pun tak mempermasalahkan masyarakat yang menggelar acara di alam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kalau ada acara-acara masyarakat dilarang terus gimana? Sementara kita lagi pelajari, tapi secara teori alam tidak masalah, yang penting kan harus diatur jangan ngerusak. Kemarin itu kan masalahnya karena dia ngerusak," ujarnya.
"Kita mau bikin juga kok lomba sepeda gunung, nanti treknya tinggal dilihat. Ini Pak Dirjen lagi siapin, tapi belajar dari Ranca Upas itu mesti strict gitu," sambungnya.
Siti mengungkapkan dulunya, masyarakat tidak boleh masuk hutan. Hingga tahun 2015 masyarakat yang masuk hutan dipidana. Tapi akhirnya aturan itu diubah oleh Presiden Joko Widodo.
"Sampai tahun 2015 orang kalau masuk ke hutan pidana loh, emang mau kayak gitu? Kan kena masyarakatnya. Terus diubahlah sama Presiden Jokowi bahwa masyarakat yang ada dalam hutan jangan dipidanakan," ujarnya.
"Maka kita atur, tapi memang kemudian nggak boleh berlebihan lah, nggak boleh tanpa sistematika yang bener menurut aturan. Perkembangan sampai segitu," sambungnya.
Kembali ke kasus Ranca Upas, Siti menyebut terkait pemberian sanksi ada di instansi lain. Namun, dia memastikan kondisi saat ini Ranca Upas sudah mulai kembali ditanami untuk pemulihan ekosistem.
"Nggak tahu kalau itu, itu kan bukan urusannya kita. Biar aja nanti, saya enggak tau apakah lagi diperiksa dan lain-lain tapi yang pasti Perhutani sedang melakukan kontrolnya," bebernya.
Baca selengkapnya di halaman berikutnya...
Sebagai langkah pencegahan, ke depan, Kementerian akan menerbitkan regulasi teknis dan persyaratan penggunaan kawasan Ranca Upas.
"Paling mungkin regulasi teknis dan persyaratan, jadi kalau mau pakai yang mana-mana yang bisa aturannya apa, mungkin seperti itu," bebernya.
Aturannya, lanjut Siti, kemungkinan akan seperti di Pulau Komodo. Termasuk nantinya akan menutup kawasan untuk memberikan waktu kepada alam memulihkan diri.
"Sama kita di Komodo juga begitu. Larangannya juga lumayan, dan di dalam proses kita memberi alam itu untuk keperluan healing informasi dan estetika bagi masyarakat dia kita kasih waktu istirahat juga, misalnya dikasih waktu 3 bulan ndak boleh ada orang masuk, itu ada juga aturannya di tiap taman nasional pun kita lakukan seperti itu," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, kebun bunga edelweis di kawasan Ranca Upas rusak imbas acara trail yang berujung ricuh. Kerusakan di kebun edelweis itu cukup parah.
Dilansir detikJabar, pantauan di lokasi, Rabu (8/3/2023), kerusakan itu terjadi di bagian rawa atau edelweis rawa. Kebun edelweis ini hancur berantakan, namun kini sudah dilakukan penanaman kembali oleh pengelola dan masyarakat.
Selain itu, juga ditemukan area berlubang gegara jalur bekas trail. Kontur tanah di kawasan Ranca Upas itu menjadi lembek dan berlubang.
Tak hanya itu, akses jalan menuju ke hutan juga rusak. Tampak kontur tanah yang berlubang dan hancur gegara ban.
"Yang rusak itu Camping Ground Savana saja, salah satunya yang ada posisi bunga rawa itu. Kita juga sedang benahi dan hari ini baru ditanami," ujar Manager Site Kampoeng Cai Ranca Upas, Argo Wibowo kepada awak media.
Argo mengatakan peristiwa itu terjadi karena ada kesalahpahaman antara panitia dan peserta. Saat penyelenggaraan acara, tidak ada panitia yang berada di jalur tersebut.
"Karena tidak adanya panitia di jalur, sehingga peserta trail jadi mabal dari jalur dan memasuki kawasan Savana yang mana di sana ada Bunga Rawa itu," ujar Argo, kepada awak media.
Pihaknya pun menyesalkan peristiwa tersebut. Dia memastikan evaluasi imbas dari kejadian ini bakal dilakukan.
"Kami meminta permohonan maaf mewakili manajemen, dan mungkin ke depannya menjadi pelajaran bagi manajemen kami terkait aturan, SOP, dan event-event tertentu, jadi kami akan atasi," katanya.
Argo menambahkan usai kejadian yang bikin heboh tersebut, pihaknya sudah melakukan perbaikan. Penanaman kembali bibit bunga sudah dilakukan dibantu oleh masyarakat.
"Kami melakukan penanaman kembali Bunga Rawa yang tadinya luasannya sekitar 1,5 hektare tapi kita tanami sampai ujung kisaran sekitar 3 hektare," bebernya.
Terkait jalur yang rusak, dia bakal berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan pembenahan. Sehingga jalur tersebut kembali normal.
"Untuk jalan yang di dalam ada beberapa yang rusak. Tapi kita sudah dikoordinasikan dengan pihak lainnya, kita gerakan masyarakat juga untuk ikut serta dalam pembenahan jalur tersebut agar kembali seperti semula, tapi perlu waktu," pungkasnya.