Munculnya suara gema setelah gempa Jogja 2006 dulu membuat banyak orang mengira bersumber dari rongga besar bawah tanah yang ada di Jogya. Salah satu ahli gempa, Dr Irwan Meilano, ST, MSc, terjun ke lokasi untuk mengungkap kebenarannya.
"Ketika kami riset, kami datang ke Yogya itu seminggu sudah kejadian gempa, akhirnya kita memahami bahwa suara tersebut muncul karena gempa susulan," kata Dekan FITB Institut Teknologi Bandung itu dalam acara 'Eureka! Edisi ke-14 : Bumi Patah', dikutip dari detikINET pada Jumat (10/3/2023).
Dilansir detikINET, Gempa susulan itu terdeteksi tidak terlalu besar magnitudonya, namun cukup dangkal. Hal ini yang menyebabkan lapisan tanah tervibrasi dan udara di atasnya ikut tervibrasi, sehingga menghasilkan bunyi-bunyi gema yang terdengar keras.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walhasil suara gema saat gempa Jogja dulu berasal dari adanya vibrasi tanah dan udara, bukan dari rongga besar di bawah tanah Yogyakarta.
Dugaan orang-orang mengenai adanya rongga besar di bawah tanah pun langsung dibenarkan oleh Irwan , tapi lokasi tepatnya bukan di area Jogja. Rongga besar yang dimaksud terletak di wilayah karst seperti Gua Pindul dan Gua Jomblang di Gunungkidul.
"Mungkin kalau pernah survei di wilayah sana, melihat-lihat, mungkin bisa paham bahwa itu ada (rongga besar -- red) tapi bukan yang menghasilkan bunyi-bunyi sesudah gempa Yogya," jelas Irwan.
Artikel ini sebelumnya ditayangkan di detikINET dan ditulis ulang oleh Agustin Tri Wardani peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(dil/apl)