Anggota Subdit Provos Ditpropam Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Bripka Heri Prasetyo (35) mendirikan TK gratis di Pedukuhan Krambil, Kalurahan Girisekar, Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunungkidul. Heri ternyata menyisihkan uang gajinya untuk biaya operasional dan honor guru TK tersebut.
Pantauan detikJateng, Jumat (10/3/2023), sejak pagi puluhan anak berkumpul di TK Bumi Damai Indonesia. Mengenakan seragam polisi, anak-anak itu satu persatu memasuki ruang kelas untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Suasana riang pun menyelimuti kegiatan belajar anak-anak. Sebelum pulang, para pengajar mengajak anak-anak untuk melakukan Jumat berkah dengan memberikan sembako kepada salah satu warga Krambil yang selama ini hidup sebatang kara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Heri menjelaskan awal mula mendirikan TK gratis tersebut. Menurut warga asli Girimulyo, Panggang yang berdomisili di Maguwoharjo, Sleman ini, semua itu bermula saat dirinya melakukan bakti sosial di Krambil.
"Jadi saya membuat TK gratis ini pada awalnya saya melakukan bakti sosial di Krambil, Panggang, Gunungkidul. Sasarannya saat itu jompo, warga miskin dan anak-anak yang terlantar," katanya saat ditemui di Krambil, Girisekar, Panggang, Gunungkidul, Jumat (10/3/2023).
Ketika melakukan bakti sosial, tiba-tiba salah seorang warga menghampirinya dan bercerita jika di Krambil tidak ada TK. Karena itu, sebagian besar anak-anak langsung mengenyam bangku SD tanpa melalui jenjang TK.
"Lalu saya lihat lokasinya ternyata kondisi perekonomian warga Krambil kurang. Sehingga saya punya inisiatif untuk membuat TK gratis di Krambil," ucapnya.
Setelah itu, Heri langsung berkoordinasi dengan tokoh masyarakat Krambil terkait ada tidaknya tempat yang bisa disewa untuk menjadi TK. Ternyata, tokoh masyarakat mengarahkan untuk menyewa salah satu rumah warga di RT 3 RW 1.
"Lalu diarahkan menyewa di salah satu rumah warga. Alhamdulillah ini saya sewa juga pemiliknya tidak mematok harga, pemiliknya bilang monggo Pak disewa yang penting anak-anak di sini bisa sekolah," katanya.
![]() |
Hingga akhirnya Heri mendirikan TK gratis tersebut bulan Juli 2020. Saat ini, kata Heri, sudah ada 4 pengajar di TK tersebut yang mengajarkan mulai hari Senin-Jumat dari pukul 08.00-11.00 WIB.
"Untuk murid saat ini ada 23 anak, itu meliputi nol besar dan nol kecil. Kalau guru ada empat orang, ya alhamdulillah mereka bisa diajak berjuang sampai TK ini bisa berjalan dan meluluskan anak-anak," ucapnya.
Heri tak menemui kendala karena para orang tua sangat antusias memasukkan anaknya ke TK tersebut. Mengingat, sebelumnya tidak ada TK di Krambil dan tidak dipungut biaya.
"Untuk kendala tidak ada, mereka sangat antusias sekali untuk bisa sekolah. Karena sebelumnya mereka untuk sekolah TK sangat jauh dan orang tuanya bahkan tidak menyekolahkan mereka ke TK, jadi nol langsung ke SD, nah di SD kan jadi ketinggalan," ucapnya.
"Dan TK ini nasional, tidak hanya untuk agama tertentu, bahkan ada anak yang berkebutuhan khusus yang sudah lulus TK sini. Bahkan ada warga luar Krambil yang menyekolahkan anaknya di sini juga," lanjut Heri.
Menyoal seragam polisi untuk anak-anak TK tersebut, Heri mengaku ada alasan khusus dibaliknya. Menurutnya, alasan itu agar masyarakat tidak takut dengan polisi.
"Warga sini itu ada yang masih awam, jadi tahunya kalau ada polisi yang dipikirkannya dicegat atau ditilang. Nah, dengan TK ini mereka jadi mengenal sama polisi dan tidak takut lagi. Dan untuk seragam polisi ini karena saya anggota Polri dan saya ingin anak-anak mengenal dan lebih dekat dengan polisi, syukur-syukur kalau sudah besar mereka ingin jadi polisi juga," ujarnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Sisihkan Gaji untuk Operasional TK
Ketika ditanya soal dari mana biaya operasional TK gratis tersebut, Heri menyebut sebagian besar dari kantong pribadinya. Heri mengaku menggunakan seliruh uang tunjangan kinerja (tukin) sebagai anggota Polri untuk membiayai operasional TK hingga honor para pengajar.
"Jadi untuk operasional saya ambilkan dari insentif saya sebagai anggota Polri, gaji. Jadi dalam gaji itu ada tunjangan kinerja dan tunjangan itu saya arahkan ke sini (TK gratis) baik untuk honor, operasional hingga seragam anak-anak," ucapnya.
Heri bersyukur apa yang dilakukannya ini mendapat dukungan dari keluarga, khususnya sang istri. Terlebih, istrinya juga memiliki penghasilan.
"Allhamdulillah istri saya mendukung sepenuhnya," ujarnya.
Tidak hanya dari keluarga, Divpropam Polri juga memberi dukungan kepada Heri. Seperti halnya Kadiv Propam Polri memberikan dukungan berupa tali asih hingga beberapa barang untuk menunjang keberadaan TK gratis miliknya.
"Belum lama ini, tanggal 3 Maret itu anggota yang punya kegiatan dikumpulkan Bapak Kadiv Propam. Dari situ saya mendapat tali asih berupa gaji guru selama setahun, selain itu ada bantuan karpet sama mic wireless juga," ucapnya.
Dengan semua dukungan itu, Heri ke depannya ingin mendirikan bangunan permanen untuk TK gratis miliknya. Pasalnya TK miliknya ini sudah berizin resmi dari Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul.
"Harapan saya ke depan bisa membuat gedung permanen untuk TK saya. Alhamdulillah di depan TK dapat tanah wakaf oleh warga dan ke depannya mau membangun secara permanen TK gratis. Jadi sudah ada tinggal membangun permanen saja," ujarnya.
Heri tidak menyangka mendapatkan tanah wakaf tersebut. Karena sebelumnya Heri memiliki niatan untuk membeli tanah untuk lokasi bangunan TKnya.
"Ceritanya waktu itu saya punya inisiatif mencari tempat lain yang permanen, seperti beli tanah kecil-kecilan agar tidak menyewa lagi. Nah, warga khususnya yang punya rumah ini tidak berkenan, dan bilang tidak usah pindah TKnya, nanti saya wakaf tanah dan monggo ke depan mau dibangun TK saya persilakan," katanya.
Sementara itu, salah satu orang tua murid yakni Siti mengaku sangat terbantu dengan adanya TK gratis di Krambil. Apalagi, TK milik Heri ini sama sekali tidak memungut biaya..
"Anak saya TK nol kecil, dan memilih sekolah di sini karena dekat dan gratis. Jadi tidak ada pungutan, semuanya gratis, tidak ada yang bayar," ujarnya.