Selama 25 Tahun, Pria Kabur Takut Sunat Ternyata Tinggal di Pasar Kepek Bantul

Selama 25 Tahun, Pria Kabur Takut Sunat Ternyata Tinggal di Pasar Kepek Bantul

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Kamis, 26 Jan 2023 15:29 WIB
Pasar Kepek di Sewon Bantul. Selama 25 tahun pria asal Klaten takut disunat tinggal di Pasar Kepek, Sewon, Bantul. Foto diambil Kamis (26/1/2023).
Pasar Kepek di Sewon Bantul. Selama 25 Tahun, Pria Kabur Takut Sunat Ternyata Tinggal di Pasar Kepek Bantul. (Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng)
Bantul -

Seorang warga Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten berinisial A (38) pulang ke rumah setelah 25 tahun kabur gegara takut disunat. Selama 25 tahun, A ternyata hidup di Pasar Kepek, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Seperti apa ceritanya?

Salah satu pedagang Pasar Kepek bernama Partilah (52) mengaku sudah mengenal A sejak pertama kali berjualan yakni tahun 2014. Namun, Partilah mengaku tidak tahu pasti awal mula A bisa tinggal di Pasar tersebut selama 25 tahun.

"Saya 2014 baru di sini, kalau dari info ibu-ibu yang berdagang di sini Agus sudah di sini sekitar 25 tahun. Jadi mungkin sudah sejak 1998," kata Partilah kepada detikJateng di Pasar Kepek, Kalurahan Timbulharjo, Kapanewon Sewon, Bantul, Kamis (26/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pedagang yang jelas tidak tahu awal mula bocah e (A) dari mana, tahu-tahu sudah ada di pasar," lanjut Partilah.

Wanita berhijab biru dongker ini melanjutkan, A adalah sosok yang bersahabat dengan sebagian besar pedagang Pasar tersebut. Sebab, A kerap membantu pedagang jika dibutuhkan.

ADVERTISEMENT

"Sering bantu pedagang sini, seperti diminta tolong mengantar belanjaan mau. Tapi ya tergantung moodnya (suasana hati). Kadang semangat kadang hanya duduk saja di pasar seharian," ujarnya.

Partilah pun merasa kehilangan saat A dijemput pihak keluarga kemarin, Rabu (25/1) siang. Meski begitu, di sisi lain Partilah turut bahagia A bisa kembali berkumpul dengan keluarga yang mencarinya selama 25 tahun.

"Ya kemarin itu sedih, haru biru Mas saat A pulang. Kami menganggap A juga sebagaimana anggota keluarga. Tidak melihat seperti apa A, dia itu tidak nakal juga dan suka membantu di sini," ujarnya.

Pedagang lainnya, Asih (47) mengaku sempat mengetahui masa kecil A di Pasar Kepek. Sebab, Asih sudah berjualan di Pasar tersebut sejak tahun 90-an. Asih juga sempat mendengar penyebab A sampai ke Pasar Kepek.

"Saya pernah tanya-tanya dan ceritanya dulu itu dia mau disunat terus lari sama temannya namanya Abadi ke Stasiun Balapan, kalau dulu kan tidak ketat mau naik kereta dan ini nggandul," ucap Asih kepada detikJateng hari ini.

"Nah, satu (A) lari ke Jogja, satunya pulang, terus dicari-cari si A itu sama keluarganya tidak ketemu dan sampai Pasar Kepek ini. Terus di sini sejak umur 7 tahun, kata Pak Dukuh itu dulu A pakai seragam Pramuka saat datang ke sini," imbuh Asih.

Selama tinggal di Pasar Kepek, Asih menyebut A sering mendapatkan makanan dari pedagang maupun pembeli. Selain itu, A juga kerap membantu pedagang pasar.

"Selama itu (25 tahun) ya tinggal di Pasar Kepek, makan di pasar dan tidur di los yang dia suka. Makannya sehari-hari ya dari orang pasar, baik dari pedagang dan orang yang belanja. Karena orangnya tidak neko-neko, tidak nakal, jadi masih seperti anak kecil itu (perilakunya)," ucapnya.

Selengkapnya di halaman berikut.

Asih menyebut jika A kerap menunggu warga yang sedang menggali kubur. Namun, menurut Asih, A tidak pernah pergi jauh dari Pasar Kepek.

"Sama orang sini sudah baik, sudah 25 tahun di satu pasar tidak pindah tempat. Kadang keluar, kalau ada lelayu ke makam menemani orang gali kubur terus dikasih makan sama sangu (uang)," ujarnya.

Terkait pernah menanyakan keinginan A untuk pulang ke rumah, Asih menyebut pernah. Namun, A mengaku tidak ingin pulang karena sudah betah di Pasar Kepek.

"Tidak mau, kemarin saat dijemput itu saja tidak mau. Kemarin alasannya mau diperiksakan sama diajak jalan-jalan. Semua menangis itu kemarin, hampir semua pedagang," katanya.

"Jadi kalau Agus kerasan di sini ya lumrah, karena mendapat perhatian banyak di sini, sakit saja kita rumat. Ada juga pedagang yang mau memandikan Agus saat kecil, sampai digantikan bajunya," lanjut Asih.

Bahkan, kata Asih, mantan Bupati Bantul Suharsono melalui stafnya sempat menanyakan soal kabar A akhirnya bertemu kembali dengan keluarganya. Asih menyebut hal itu karena A pernah diminta ke rumah Suharsono untuk diberi pakaian hingga uang.

"Mantan Bupati Bantul Pak Suharsono kemarin tanya lewat stafnya ke saya, karena dulu A sering disuruh tempatnya (Suharsono) dikasih baju dan uang," katanya.

Sebelumnya, seorang warga Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, bernama A (38) pulang ke rumah setelah 25 tahun menghilang. Dia kabur dari rumah saat masih kanak-kanak karena takut disunat.

Pulangnya A yang menghilang selama lebih dari dua dasawarsa ini disambut bahagia oleh keluarganya. Selama ini, keluarga telah berusaha mencarinya, namun tidak pernah ketemu.

Halaman 2 dari 2
(ams/sip)


Hide Ads