SD Negeri di Sleman Dinamai Bokong, Ini Berbagai Versi Sejarahnya

SD Negeri di Sleman Dinamai Bokong, Ini Berbagai Versi Sejarahnya

Jauh Hari Wawan S - detikJateng
Sabtu, 21 Jan 2023 08:26 WIB
Dukuh Sonoharjo Subari saat ditemui di rumahnya, Kamis (19/1/2023).
Dukuh Sonoharjo Subari saat ditemui di rumahnya, Kamis (19/1/2023). Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJateng.
Sleman -

Ada beberapa versi terkait dengan sejarah penamaan SD Negeri Bokong di Padukuhan Sonoharjo, Kalurahan Margokaton, Kapanewon Seyegan, Sleman. Salah satunya adalah sejarah penamaan sekolah tersebut tidak terlepas dari nama daerah atau lokasi SD itu.

Konon, penamaan SDN Bokong itu tak lepas dari sejarah penyebaran agama Islam. Memang banyak versi yang berkembang di masyarakat, termasuk versi yang diterima oleh Kepala SDN Bokong, Suisdiyati saat menceritakan sejarah sekolah kepada wartawan.

Nah, Dukuh Sonoharjo, Subari, juga memiliki versi lain dari sejarah asal mula Kampung Bokong. Walaupun itu hanya cerita turun temurun yang diwariskan kepadanya. Kebenarannya hingga saat ini juga masih belum bisa dipastikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi apakah ini versi sebenarnya atau bukan adalah sebuah perjalanan penyebaran agama Islam waktu itu Sunan Kalijaga, beliau berjalan dari arah barat kemudian beliau sampai sini merasa kecapaian kemudian duduk sebentar, mungkin istirahat," kata Subari saat ditemui wartawan di kediamannya, Kamis (19/1/2023).

"Beliau mengatakan, suatu saat nanti kalau wilayah ini menjadi sebuah padukuhan yang ditempati akan menjadi nama bokong atau bukung, karena duduk," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Ia pun berupaya untuk mencari sejarah sebenarnya dari nama Kampung Bokong. Namun, dirinya kesulitan untuk mencari referensi sejarah karena tidak ada catatan.

"Jadi ya itu versi yang saya terima sampai hari ini hanya (cerita dari) mulut ke mulut. Penamaan bokong dari mana kami juga belum bisa karena sampai hari ini narasumber yang pasti belum bisa kita temukan," ucapnya.

Peta wilayah Sonoharjo yang dulu bernama Bokong pun berbentuk sama seperti bokong.Peta wilayah Sonoharjo yang dulu bernama Bokong pun berbentuk sama seperti bokong. Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJateng

Kemudian, dalam perkembangannya, lokasi itu kemudian dijadikan permukiman masyarakat. Nama Bokong pun akhirnya dipakai untuk wilayah itu. Bahkan dari peta wilayah pun berbentuk sama seperti bokong.

"Peta wilayah padukuhannya ya persis seperti bokong itu karena ada jalan lurus di tengah," ucapnya.


Dia melanjutkan, di tahun 1970-an nama Kampung Bokong akhirnya berubah menjadi Sonoharjo. Alasannya soal kepantasan dan kesopanan nama.

"Karena secara administrasi negara tulisan itu di administrasi kurang sopan, kurang pantas, itu setelah terjadi otonomi kewilayahan kedua," jelasnya.

Kini, tak banyak lagi orang yang tahu nama Kampung Bokong. Terutama anak-anak muda. Dia pun sempat berpikir untuk membukukan sejarah berdirinya desa.

"Tapi mau ke mana, narasumbernya nggak ada. Saya terimanya cerita dari mulut ke mulut," tutupnya.




(apl/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads