Sekolah dasar negeri di Kabupaten Sleman memiliki nama yang unik yakni Bokong. Sekolah dengan nama tidak biasa itu berlokasi di Padukuhan Sonoharjo, Kalurahan Margokaton, Kapanewon Seyegan, Sleman.
Nama sekolah yang tidak biasa itu pun mengundang penasaran masyarakat. Bahkan karena nama tersebut, tidak jarang nama SDN Bokong sering dijadikan sebagia bahan candaan. Ini seperti disampaikan oleh Kepala SDN Bokong, Suisdiyati.
Saat ditemui di kantornya, Suisdiyati mengaku, gegara nama tersebut banyak yang menggunakannya sebagai bahan candaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sendiri kalau ke Dinas atau ke mana selalu dibully, pasti bokonge-bokonge ke sini," kata Suisdiyati saat ditemui wartawan, Kamis (19/1/2023).
Namun, dia tak mempermasalahkan itu dan justru menganggap nama sekolahnya unik dan mudah diingat. Apalagi SDN Bokong yang berdiri sejak tahun 1975 dan awalnya merupakan SD inpres masih menjadi pilihan masyarakat sekitar.
Sebenarnya, pihak sekolah sudah berupaya untuk mengubah nama sekolah tersebut agar terdengar lebih lazim. Hanya saja, proses dan prosedur untuk mengubah nama sekolah tidak semudah seperti yang dibayangkan.
"Nama SD kan sudah sampai Jakarta (pusat) jadi untuk mengubah itu sangat rumit. Data-datanya butuh proses panjang dan itu rumit dan butuh biaya besar akhirnya nama Bokong dipertahankan," ucapnya.
Selain itu, untuk mengubah nama sekolah juga dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Alasan itulah yang akhirnya membuat pihak sekolah memutuskan untuk tetap mempertahankan nama Bokong untuk sekolahnya.
"Tapi gimana ya, imajinasi orang kan bokong, itu sesuatu di belakang. Tapi ya gimana ya itu sudah menjadi nama untuk mengubahnya kita tidak bisa ya sudah dipertahankan saja," sambung Suisdiyati.
Bukan hanya orang lain, dirinya pun sempat merasa aneh dengan nama SD tersebut. Namun, menurutnya di Sleman memang banyak daerah yang menggunakan nama organ tubuh atau nama lainnya.
"Asing, aneh juga namanya kok pakai organ tubuh," bebernya.
Kendati demikian, dia berharap nama sekolahnya membawa berkah dan bisa memajukan pendidikan.
"Harapannya apalah nama yang penting kita buktikan kita bisa," tegasnya.
(apl/sip)