Asa Aminudin alias Udin, seorang tukang pangkas rambut klasik di Alun-alun Utara Jogja tak pernah surut. Udin selalu berpegang dengan prinsip semelehnya dalam mengais rezeki, yang membuatnya eksis 20 tahun ini buka pangkas rambut.
Di balik kisah Udin ternyata ada sosok sang istri. Udin mengenang, sebelum membuka pangkas rambut, ia bingung karena berhenti bekerja. Ia kemudian ingin membuka kios pangkas rambut namun terbentur model dan biaya. Akhirnya sang istri menyemangati untuk menggelar lapak di Alun-alun Utara.
"Saya harus kerja kan terus tapi terbentur modal, saat istri saya masih dia bilang begini 'coba kamu buka potong di bawah beringin Alun-alun', sana sudah banyak sudah tiga orang, 'rezeki itu sudah ada yang mengatur', akhirnya saya masuk. Ternyata saya ikut jalan seperti berlomba empat, sekarang sudah nggak ada semua terus ada yang datang (tukang pangkas rambut) sudah meninggal, di sini lama nggak kena masalah karena sudah tua mungkin disuruh istirahat sama anaknya, habislah," ujar Udin di lapaknya, Minggu (1/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya saat ini tak banyak yang masih bertahan dengan lapak pangkas klasik seperti miliknya. Kini lebih banyak pangkas rambut di kios yang menjamur di Jogja.
"Setahu saya memang di Malioboro ada di kios sekarang sudah nggak ada, sekarang malah menjamur. Namun mayoritas Madura banyak sekali di mana-mana, di kios. Lihat saja dari ujung selatan timur utara barat yang 'full AC' alias di bawah pohon beringin di tempat terbuka, dicari saja ada tidak, mungkin tinggal ini hanya satu ini setahu saya," tutur Udin.
Ia juga sambil bergurau ketika ditanya persaingan dengan para pangkas rambut yang ada di kios. Ia mengaku kerap mendapat pertanyaan demikian. Namun ia percaya bahwa dengan prinsipnya setiap orang akan mendapatkan rezeki selama ia terus bekerja dan bersyukur.
"Banyak orang yang menanyakan sekarang banyak barbershop malah sepertinya menjamur, seperti saya seperti ketinggalan zaman apa nggak merasa tersaingi atau tersingkir. Kalau saya begini cara berpikir itu rezeki sudah ada yang mengatur manusia dikasih nyawa atau hidup selama mau bekerja dikasih rezeki, entah caranya betul atau salah semua orang dikasih rezeki kan, cuman yang salah nggak usah dibicarakan," kata Udin.
"Tidak semua orang itu mau lari ke sana kok yang di kios-kios itu karena apa Yang Kuasa itu Maha Adil, saya itu semeleh kemampuan saya segini kemampuan saya seperti ini ya seperti inilah saya, saya ini terbuka sekali orangnya, mau ngikutin gengsi? Gengsi itu nggak bisa dimakan," lanjutnya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Udin mengungkapkan pelanggannya mayoritas bapak-bapak, meski yang dari kalangan muda juga ada. Kepuasan pelanggan dan tarif yang terjangkau menjadi salah satu alasan utama mereka mendatangi pangkas rambut milikinya.
"Mayoritas itu bapak-bapak, kalau dihitung jumlah anak muda masih kalah sama bapak-bapak, karena bapak-bapak itu setahu saya yang penting rapi bersih pelayanan memuaskan tarifnya ya tempat seperti ini dengan uang segitu saja berani datang. Kalau di kios atau apa lagi salon uangnya mesti segini (banyak)," ucap Udin.
Selain itu Udin menceritakan yang potong rambut di tempatnya mayoritas pelanggan lama. Menurutnya pada prinsipnya kembali ke kecocokan dan pelayanan ketika ia ramah kepada pelanggan.
Ia juga menceritakan model rambut ala bapak-bapak gampang dikerjakan karena kebanyakan meminta untuk dirapikan saja, asal rapi pendek, atau dibotak tanpa perlu disisir dan seterusnya gampang sekali.
Namun selain itu ada juga berbagai kalangan yang singgah di tempatnya dari kalangan menengah. Mereka ingin mencoba sensasi potong rambut di tempat terbuka.
"Ada yang ke sini karena ingin coba. Dulu kalau memang pakai mobil itu dari awal ibaratnya agak setengah heran mau di sini tapi kan cuman dalam hati, malah dia yang ngomong 'saya potong di sini itu bukan saya ngirit keuangan ndak saya di sana bisa pak'. Alasannya pertama tempatnya santai, kedua hasilnya nggak jauh dari tarif yang segitu (mahal), ketiga orang seperti itu kan sudah mampu kenapa harus saya kasih lagi. Soal lebih memang sengaja kasih lebih, mereka sangat mengapresiasi," kata Udin menceritakan kisah dari pelanggannya.
Udin membuka lapak pangkas rambut di Alun-alun Utara Jogja setiap hari, buka sekitar pukul 10.00 WIB hingga 16.00 WIB. Ketika ditanya terkait berapa rata-rata pelanggan yang datang, Udin enggan menjawab. Ia hanya menjawab bahwa ia pulang tidak dengan tangan hampa.
"Saya nggak bisa jawab menunggu rezeki nggak bisa dipastikan tapi nggak boleh malas. Pokoknya pulang itu saya nggak hampa. Manusia kalau dikasih berapa pun kurang-kurang dan kurang, betul tidak? Pakai mobil sepeda sampai punya mobil kadang terus itu. Makanya saya bilang tadi intinya disyukuri saja," pungkas Udin.