Nama Shopping Center Jogja tidak asing bagi kalangan pelajar dan mahasiswa di tahun 1990-an hingga awal 2000-an. Bahkan masyarakat umum pun mengenalnya. Ya, Shopping Center dikenal sebagai pusat toko buku di Kota Pelajar.
Lokasinya di Jalan Panembahan Senopati, Kota Jogja. Kini nama Shopping Center berubah menjadi Taman Pintar Book Store.
Ketua Harian Koperasi Pedagang Buku Taman Pintar, Muhammad Azar menyebut Shopping Center awalnya adalah pusat perbelanjaan yang menyediakan berbagai macam dagangan, termasuk buku. Sekitar tahun 90-an para pedagang buku kebanyakan menggelar lapak kaki lima di halaman Shopping Center.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dinamai Shopping Center konsep awalnya di situ pusat perbelanjaan Jogja, pernak-pernik, sayuran, macam-macam, termasuk buku. Tapi pedagang (buku) berjualannya di halaman, ya menempel di Shopping Center itu. Awalnya kan memang pedagang buku itu kaki lima, ada bursa buku memang di Shopping Center-nya tapi ya cuma satu itu," kata Azar saat diwawancarai di kiosnya, Kamis (22/12/2022).
Menurut Azar, pada mulanya buku yang dijual oleh para pedagang adalah buku-buku bekas. Mengingat pada saat itu percetakan belum banyak dan akses mendapatkan buku tidak mudah. Selain itu buku bekas juga unggul dari sisi harga yang terjangkau.
"Dulu buku lama semua yang dijual, setelah 90-an banyak cetak buku baru. Akses dapat buku itu susah nggak kayak sekarang penerbit banyak berlomba saling menyediakan. Buku pelajaran itu dari Dikbud ya bukunya itu-itu saja, jadi ya bekas tetap laku terus. Bahkan dulu jual beli terjadi juga buku pelajar yang nggak dipakai lagi dijual untuk dapat buku yang lebih lanjut, kurikulum juga tidak berubah-ubah era 90-an," jelas Azar.
![]() |
Azar menggali ingatannya, kala itu perdagangan buku di Shopping Center masih menggunakan petromaks sebagai penerangan. Ia juga kerap kali berlatih menyampul buku yang menjadi nilai plus para pedagang buku kala itu.
"Seingat saya masih jualan itu pakai petromaks ikut bapak saya dan bungkusnya pakai koran pada zaman itu, buku yang dijual itu dibungkus pakai koran terus dikaretin nggak ada plastik kresek. Kemudian cara menyampul dari dulu jadi nilai plus kalau beli di Shopping," kenangnya.
Azar juga menceritakan kala itu pedagang berjualan bisa sampai jam 23.00 WIB. Menurutnya, justru pada malam hari mahasiswa makin ramai. Azar juga menyebut membaca buku kala itu menjadi aktivitas hiburan, berbeda dengan sekarang yang digantikan oleh akses informasi yang mudah melalui internet.
Menurut Azar, di era 80 hingga 90-an, Shopping Center menjadi jantungnya literatur mahasiswa dan pelajar di Jogja.
"Bahkan di Jawa Tengah, jadi rujukan cari ke sini, benar-benar menjadi andalan pada tahun itu," tuturnya.
Halaman selanjutnya, cerita pedagang buku.
"Saya berdagang sejak 2006 dan ikut toko buku Social Agency yang mengajari saya sejak 1990-an, di situ ikut ke Social Agency tempatnya masih ramai campur dengan pasar sayuran. Tapi pembelinya berjubel berdagang sampai jam 21.00," ucap Hafni saat diwawancarai di kiosnya, Kamis (22/12).
"Sampai direlokasi sini 2006, kelihatan sekali mulai ada internet online dan pedagang. Ya sekarang jauh banget (omzet), kalau dulu satu dus itu satu jam habis kalau sekarang berbulan-bulan baru habis," imbuhnya.
![]() |
Shopping Center Kini
Saat ini Shopping Center berubah menjadi kawasan Taman Pintar, tempat wahana rekreasi edukasi modern yang ada di Jogja. Para pedang buku yang tadinya berjualan di Shopping Center difasilitasi di kios 3 lantai dengan nama Taman Pintar Book Store. Taman Pintar Book Store hadir tahun 2006.
Di benak mahasiswa kini, Taman Pintar Book Store dikenal kelengkapan bukunya dan harga yang relatif terjangkau. Menurut Joko, salah satu mahasiswa yang sedang berkunjung, ia mengenal tempat ini atas rekomendasi teman.
"Saya sendiri tahu dari rekomendasi teman ada buku bekas dan murah, kalo di (sebut nama toko) kan mahal, ya kalau buku isinya kan sama saja mau bekas atau tidak. Ini lagi cari buku hukum bisnis," ujar Joko di Taman Pintar Book Store, Kamis (22/12).
Senada dengan Joko, salah satu pengunjung, Nia mengungkapkan alasan ia ke toko buku ini atas rekomendasi teman kampus.
"Ya saya ke sini tahu tempat ini dari rekomendasi teman di kampus murah dan lengkap, terkadang buku-buku terbitan lama itu susah ditemui, dicari di sini masih ada. Cukup mengena ya untuk mahasiswa dari sisi harga dan kelengkapannya," ujar Nia di Taman Pintar Book Store, Kamis (22/12).
![]() |
Ketua Harian Koperasi Pedagang Buku Taman Pintar, Muhammad Azar mengatakan para pedagang setelah direlokasi di Taman Pintar Book Store mendapat kepastian hukum. Selain itu dari sisi kebersihan dan keamanan juga jauh lebih memadai ketimbang sebelum direlokasi.
"Yang jelas ada kepastian hukum setelah direlokasi, MoU 2005 kedudukan kita diakui bukan pedagang liar tapi sebagai komunitas dan Koperasi Pedagang Buku Taman Pintar. Setelah 2005 kita diberikan tempat bentuknya sewa-menyewa, tempatnya memadai. Kalau dulu becek gelap sekarang terang-benderang, terjaga juga keamanannya ada satpam, legalitas lebih terjaga juga bagi teman-teman," ujar Azar.
Namun, Azar mengungkapkan permasalahan yang dihadapi pedang buku Taman Pintar saat ini, yakni gempuran pasar online.
"Jadi permasalahan teman-teman belum semua yang bisa bergerak go online, karena ya keterbatasan SDM pengetahuan dan berbagai yang teman alami tapi sudah diupayakan juga dulu dari Taman Pintar, Pemda, komunitas, belajar go online, tergantung masing-masing individunya sekarang yang hampir merajai itu penjualan online sekarang selain sisi pendatang offline," ujarnya.
Taman Pintar Book Store buka dari jam 09.00 WIB sampai jam 20.00 WIB. Menurut Azar, hampir semua buku bisa ditemukan di Taman Pintar Book Store. Buku bacaan sampai literatur terbitan lama dan terbaru tersedia, bahkan pengunjung juga akan dilayani semaksimal mungkin untuk mendapatkan buku yang dicari.
Simak Video "Video: Berkunjung ke Toko Buku Estetik dan Viral di Blok M"
[Gambas:Video 20detik]
(rih/rih)