Pameran foto digelar di kompleks Museum Benteng Vredeburg, Jogja. Pemeran itu mengenalkan objek wisata tersembunyi DIY-Jateng.
Kurator pameran, Ismar Patrizki, menjelaskan ada dua pameran yang berlangsung sejak 23 Desember hingga 1 Januari 2023. Pameran digelar Badan Otorita Borobudur (BOB), Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA), dan Pewarta Foto Indonesia (PFI) Jogja.
"Ini ada sekitar 200 foto yang dipamerkan. Rinciannya 80 gambar dari Antara dan 120 gambar dari BOB (dan PFI Jogja) pameran jawimanijinasi," kata Ismar saat ditemui di Museum Benteng Vredeburg, Jogja, Jumat (23/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pameran pertama adalah dari GFJA bertema bangkit menuju endemi yang menyuguhkan beragam foto transisi dari pandemi ke endemi. Foto-foto penggambaran dari capaian pemerintahan menyongsong endemi.
"Terus dari BOB jawimanijinasi sebuah gambaran tentang tanah Jawa, ada foto-foto pariwisata budaya di wilayah kerja BOB," ujarnya.
![]() |
Tujuan pameran ini, kata Ismar, untuk menunjukkan objek wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah yang mulai bergeliat pascapandemi.
"Yang ingin disuarakan dari pameran ini kita lepas dari pandemi, tempat wisata sudah mulai bangkit lagi dan aktivitas masyarakat menuju endemi," ujarnya.
Terkait kurasi foto, Ismar mengaku ada kesulitan. Namun akhirnya Ismar menemukan benang merah yang menghubungkan dua pameran tersebut.
"Kesulitannya menyelaraskan dua pameran jadi satu. Menyambung benang merah, ceritanya, gambaran umum secara keseluruhan," katanya.
Sementara itu, Dirut Pemasaran Pariwisata BOB, Agus Rochiyardi mengatakan pameran ini kolaborasi pertama dari BOB.
"Kegiatan ini dengan judul bangkit menuju endemi featuring jawimanijinasi. Ini menggambarkan foto-foto daya tarik wisata di lingkungan tiga destinasi pariwisata nasional, Jogja-Borobudur dan sekitarnya, Solo-Sangiran dan sekitarnya, Semarang-Karimunjawa sekitarnya," ujarnya.
![]() |
Selengkapnya baca di halaman berikutnya....
"Harapannya, dengan adanya foto-foto ini bisa dilihat masyarakat luas dan mereka menyadari Jogja itu tidak hanya Keraton, Prambanan, tetapi ada tempat-tempat lain yang ternyata juga tidak kalah menarik," ucapnya.
"Sehingga distribusi wisatawan bisa menyebar ke berbagai tempat. Kalau di Keraton takutnya stuck, Prambanan juga. Karena itu kita tunjukkan di DIY banyak obwis baru dan layak dikunjungi," imbuh Agus.
Di kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo mengakui fotografi merupakan salah satu sarana promosi pariwisata.
"Ini juga jadi trigger (pemicu) ya, agar destinasi di DIY tidak hanya Prambanan dan Keraton tapi banyak yang bisa dieksplorasi. Karena pasti di setiap destinasi itu ada narasi story telling yang bisa dijadikan pengalaman budaya yang sangat luar biasa," ucapnya.