Kaleidoskop 2022: Buya Syafii Maarif Berpulang

Kaleidoskop 2022: Buya Syafii Maarif Berpulang

Adji G Rinepta - detikJateng
Kamis, 15 Des 2022 17:02 WIB
Buya Syafii Maarif
Buya Syafii Maarif (Foto: Instagram @lensamu)
Jogja -

Indonesia kehilangan tokoh besar pada Jumat, 27 Mei 2022. Cendikiawan muslim Ahmad Syafii Maarif atau biasa dipanggil Buya Syafii Maarif wafat di RS PKU Muhammadiyah, Gamping, Sleman, DIY.

"Muhammadiyah dan bangsa Indonesia berduka. Telah wafat Buya Prof Dr H Ahmad Syafii Maarif pada hari Jumat tanggal 27 Mei 2022 pukul 10.15 WIB di RS PKU Muhammadiyah Gamping," kata Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam keterangan resminya, Jumat (27/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum meninggal, Buya mengeluh nyeri dada dan sesak napas. Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah RS PKU Muhammadiyah Gamping, Evita Devi Nur Rahmawati mengatakan Buya Syafii sudah dua kali dirawat karena serangan jantung. Pertama pada Maret 2022 dan sempat pulang ke rumah. Kemudian serangan jantung kedua terjadi pada 14 Mei 2022.

"Jadi memang kondisi Buya saat masuk (14 Mei) adalah serangan jantung yang kedua ya. Jadi sebelumnya memang sudah mengalami serangan jantung namun bisa kembali membaik sehingga kontrol rutin beliau sangat patuh juga dengan obat," kata Evita ditemui di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, Jumat (27/5).

ADVERTISEMENT

"Kemudian beliau masuk lagi dengan serangan jantung yang kedua dan kali ini kami membuat tim medis langsung hari itu juga kita membuat tim medis untuk perawatan beliau," imbuhnya.

Pada serangan jantung kedua ini, pihak RS berkoordinasi dengan tim dokter kepresidenan untuk merawat mantan Ketum PP Muhammadiyah ini. Berbagai tindakan termasuk kateterisasi jantung dilakukan.

"Setelah dilakukan kateterisasi jantung ternyata hasilnya memang pembuluh darah jantungnya ini sudah sulit ya, sumbatannya terlalu banyak, terlalu keras, dan memang sudah sulit untuk dilakukan pemasangan ring atau pun dilakukan suatu operasi bypass," ujar Evita.

Tim dokter kemudian memutuskan untuk melakukan pengobatan yang optimal. Dalam perawatannya, Buya Syafii sempat membaik. Namun, sejak 14 Mei hingga akhir hayatnya Buya Syafii tidak pulang ke rumah.

"Namun semalam atau kemarin sore beliau mengeluhkan nyeri dada dan sesak napas kembali. Setelah kita evaluasi ternyata itu serangan jantung ulang lagi dan akhirnya kita lakukan tindakan yang di mana kita memang harus melakukan sesuai SOP. (Buya) Semalaman memang sudah mengeluhkan merasa tidak nyaman," jelasnya.

Sebelum meninggal, pada pagi hari Buya Syafii Maarif sempat mengalami henti jantung. Tim dokter pun melakukan penanganan selama sejam dan denyut jantung Buya kembali. Akan tetapi, selang 40 menit kemudian Buya kembali mengalami henti jantung.

"Namun karena memang kondisi sudah ada sumbatan yang juga sudah berat sehingga henti jantung itu kembali terjadi 40 menit setelahnya di ruang ICCU," jelas Evita.

"Pertolongan kembali resusitasi kita lakukan, namun pertolongan yang terakhir ini tidak dapat mengembalikan seperti yang awal sehingga kami nyatakan meninggal dunia," imbuh dia.

Dari RS PKU Muhammadiyah, jenazah Buya Syafii Maarif kemudian disemayamkan dan disalatkan di Masjid Gede Kauman, Jogja. Jenazah Buya dimakamkan di Taman Makam Husnul Khotimah Muhammadiyah di Dusun Dukuh, Kalurahan Donomulyo, Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, DIY.

Sebenarnya, Buya Syafii memiliki hak untuk dimakamkan di taman makam pahlawan. Namun ada alasan khusus mengapa almarhum tidak dimakamkan di sana.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Menko Polhukam Mahfid Md mengungkapkan almarhum Buya Syafii adalah putra terbaik bangsa yang menerima penghargaan dari negara berupa bintang Mahaputra Utama. Salah satu dari hak melekat penerima bintang jasa tersebut yakni berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta.

"Saya berkoordinasi dengan Istana tentang pemakaman. Buya Syafii ini sebenarnya pemegang bintang Mahaputra Utama berhak dimakamkan di Tama Makam Pahlawan Utama Kalibata," kata Mahfud Md saat melayat Buya Syafii di Masjid Gede Kauman, Kota Jogja, Jumat (27/5).

Namun ternyata ada pesan khusus Buya agar jenazahnya dimakamkan di pemakaman Muhammadiyah, Kulon Progo.

"Saya koordinasi dengan keluarga, tanggal 24 Februari lalu Pak Syafii Maarif sudah memesan pemakaman sendiri di Pemakaman Muhammadiyah Kulon Progo," kata Mahfud.

Sejumlah tokoh ikut melayat almarhum Buya Syafii, termasuk Presiden Joko widodo (Jokowi) yang hadir langsung di Masjid Gede Kauman. Setelah salat jenazah, Jokowi melepas jenazah Buya menuju tempat pemakaman.

"Beliau guru bangsa, hidup dalam kesederhanaan, (Beliau) Kader terbaik Muhammadiyah yang selalu menyuarakan tentang keberagaman dan toleransi umat-umat beragama," kata Jokowi di Masjid Gede Kauman, Jumat (27/5).

"Kita semua adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya kita akan kembali. Mari kita berdoa bersama semoga almarhum diberikan tempat terbaik di sisi-Nya," ujar Jokowi.

Halaman 2 dari 2
(rih/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads