Atap SD Muhammadiyah Bogor, Playen, Kabupaten Gunungkidul, ambruk dan mengakibatkan satu siswa meninggal dunia saat dalam perawatan di rumah sakit.
Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Achmad Muhammad menyebut pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan terutama terkait konstruksi bangunan.
"Kita sebelum menilai ke sana tentu dari sisi konstruksi biarkan nanti yang menilai ahlinya. Kalau dari kami Majelis Dikdasmen kan bukan, tidak bisa memberikan penilaian persoalan-persoalan teknis konstruksi. Itu biarkan dinilai secara profesional bagaimana dari sisi kelayakan dan safety yang seharusnya mungkin bisa dipertanggungjawabkan," kata Achmad saat ditemui di rumah duka siswa bernama Fauzi di Playen, Gunungkidul, Rabu (9/11/2022).
Sehingga untuk saat ini pihaknya belum mendapatkan informasi dan belum bisa menyampaikan penyebab atap ruang di lantai dua SD Muhammadiyah Bogor itu ambruk pada Selasa (8/11) pagi.
"Tapi tidak lepas juga dari faktor musibah derasnya hujan angin dan sebagainya, sehingga itu penting juga dipertimbangkan. Sehingga kita tidak mudah menimpangkan dalam tanda kutip memberikan kesimpulan penyebab tunggal dan sebagainya," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, atap ruang kelas di SD Muhammadiyah Bogor, Playen, Gunungkidul, ambruk dan menimpa 12 siswa saat kegiatan belajar Al-Qur'an, Selasa (8/11) pagi. Satu siswa, Fauzi, sempat dirawat di rumah sakit namun akhirnya meninggal dunia.
Polisi turun tangan melakukan penyelidikan atas peristiwa atap SD Muhammadiyah Bogor ambruk tersebut.
"Untuk masalah kelaikan bangunan masih dalam penyelidikan Kasat Reskrim (Polres Gunungkidul)," kata Kapolsek Playen AKP Hajar Wahyudi, Selasa (8/11).
(rih/dil)