Seorang ayah, Yusuf, menceritakan buah hati, ET, yang masih berusia 7 bulan meninggal dunia di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) karena riwayat gagal ginjal akut misterius. Putri bungsunya meninggal dunia setelah sempat dirawat beberapa hari di rumah sakit.
Dilansir detikHealth, Jumat (21/10/2022), Yusuf bercerita putrinya lahir normal pada 23 Februari 2022 dan tumbuh seperti anak seusianya. ET juga sudah empat kali mendapat vaksin imunisasi rutin.
Hingga akhirnya anaknya mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan kesehatan pada Sabtu, 17 September lalu. Meski masih nafsu makan, tapi intensitas buang air kecilnya menurun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Maem masih bagus, tapi pipisnya berkurang. Kami pikir waktu itu asupan ASI sedikit. Karena waktu itu istri ASI-nya berkurang signifikan, produksinya sedikit," kata Yusuf kepada CNN Indonesia, Kamis (20/10/2022).
Baca juga: RSUD Brebes Gudangkan Stok Obat Sirup |
Tak lama kemudian ET mulai demam. Yusuf mengira ia tertular dari kakak-kakaknya yang saat itu juga sedang batuk pilek.
Namun di malam hari, ET sulit tidur dan sesekali kejang. Keesokan harinya, orang tua ET memberikan susu formula karena mengira kondisi kesehatan anaknya menurun lantaran dehidrasi. ET lantas mengalami diare hebat pada Senin sore.
Sepanjang hari-hari tersebut, baik Yusuf maupun sang istri tidak memberikan obat apapun kepada ET.
"Jadi obat-obatan belum pernah, riwayat keluarga besar kami juga bagus, tidak ada ginjal," kata Yusuf.
Mereka kemudian membawa ET ke bidan terdekat sebelum akhirnya dirujuk ke RS PKU Muhammadiyah Gamping. Saat itu dokter di rumah sakit mengatakan ET sudah mengalami penurunan fungsi paru-paru.
Pada Selasa (20/9), ET sudah harus menjalani perawatan di inkubator milik RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dengan supervisi dokter RSUP Dr. Sardjito karena fasilitas Pediatric Intensive Care Unit (PICU) di rumah sakit rujukan masih antre.
Setelah mendapatkan kamar di PICU, dokter di RSUP Dr Sardjito kemudian merawat ET secara intensif sekaligus observasi sejak Selasa malam hingga Jumat (23/9).
Namun kondisi ET semakin hari makin menurun. Akhirnya Yusuf dan istri harus merelakan kepergian sang buah hati untuk selama-lamanya pada Minggu (25/9) dini hari.
"Dan, dokter menyatakan ini misterius, cepat sekali menyerangnya. Saya kira jam demi jam sangat berharga, karena penurunannya drastis banget," ungkapnya.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 18 Oktober menyebut sudah ada 206 anak di Indonesia yang mengalami gagal ginjal akut. Sekitar 99 pasien anak di antaranya meninggal dunia.
Sampai saat ini pihak Kemenkes, BPOM, dan tim terkait masih menelusuri penyebab gagal ginjal akut yang mayoritas menyerang balita.
(sip/sip)