BPBD Gunungkidul Sebut 5 Kapanewon Rawan Longsor, Mana Saja?

BPBD Gunungkidul Sebut 5 Kapanewon Rawan Longsor, Mana Saja?

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Kamis, 13 Okt 2022 17:02 WIB
Proses pencarian korban tertimbun longsor di Gang Barjo Bogor
Ilustrasi bencana. Foto: Muchamad Sholihin/detikcom
Gunungkidul -

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul menyebut telah melakukan kajian risiko bencana saat musim hujan, khususnya cuaca ekstrem. Hasilnya, ada lima Kapanewon yang masuk kawasan rawan longsor.

"Sesuai kajian risiko bencana Kabupaten Gunungkidul, Kapanewon yang berpotensi terjadi bencana khususnya longsor saat musim hujan adalah Kapanewon Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, dan Semin," kata Kepala BPBD Gunungkidul Purwono saat dihubungi detikJateng, Kamis (13/10/2022).

Menurut Purwono, kelima Kapanewon tersebut rawan terjadi longsor saat musim hujan karena berada di perbukitan. Selain itu, berkaca dari kejadian-kejadian longsor sebelumnya yang kerap terjadi di wilayah tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Purwono juga menjelaskan bencana hidrometeorologi tidak hanya tanah longsor saja. BPBD menetapkan beberapa Kapanewon yang berpotensi terjadi banjir hingga angin puting beliung.

"Untuk yang rawan banjir di Kapanewon Playen, khususnya Kalurahan Banyusoca dan Kapanewon Wonosari. Sedangkan Kapanewon yang rawan terjadi angin kencang atau puting beliung di Semanu dan Paliyan," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Sementara itu Kasi Pencegahan, Kesiapsiagaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Gunungkidul Agus Wibowo menambahkan, BPBD secara intens mengimbau kepada masyarakat akan potensi bencana hidrometeorologi. Salah satunya membuat surat imbauan kewaspadaan siaga bencana hidrometeorologi.

"Kita selalu melakukan imbauan kepada masyarakat baik melalui surat tertulis melalui ke Kapanewon lalu diteruskan ke Kalurahan, radio, hingga media sosial," ucapnya.

Terkait persiapan khusus seperti pendirian posko di tiap Kalurahan, Agus mengaku belum ada. Menurutnya, saat ini BPBD masih memaksimalkan keberadaan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Gunungkidul.

"Jadi kalau mengenai posko, ini kan kita sudah memiliki pos TRC BPBD Kabupaten Gunungkidul, itu 24 jam selama 7 hari on. Kalau situasi masih terkendali seperti nuwun sewu (maaf) rumah roboh, kebakaran bisa kita tangani dalam arti bersama teman-teman relawan, sehingga istilahnya belum meminta mobilisasi relawan di Gunungkidul," ujarnya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya...

Tak hanya itu, Agus juga bakal memanfaatkan keberadaan desa tangguh bencana (Destana) di Gunungkidul. Apalagi, saat ini jumlah Destana di Gunungkidul cukup banyak.

"Untuk Destana di Gunungkidul jumlahnya ada 79 dari 144 Kalurahan di Gunungkidul. Sehingga untuk keberadaan Destana juga dimaksimalkan dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi ini," katanya.

Sebelumnya, BMKG memprediksi hampir seluruh wilayah Indonesia akan mengalami cuaca ekstrem, yakni hujan disertai kilat dan angin. Cuaca ekstrem ini diperkirakan akan terjadi mulai 9 Oktober hingga 15 Oktober 2022.

"Berdasarkan analisis atau kondisi berbagai fenomena global, regional, hingga lokal tersebut, maka BMKG, khususnya untuk sepekan ke depan, memprediksi potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dapat disertai kilat petir dan angin kencang untuk periode besok 9 hingga 15 Oktober 2022," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat konferensi pers, Sabtu (8/10).

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Kecelakaan Karambol di Tol Gayamsari Semarang, 8 Orang Terluka"
[Gambas:Video 20detik]
(apl/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads