Terpopuler Sepekan

Laporan Intimidasi Wali Murid SMAN 1 Wates Usai Protes soal Seragam

Tim detikJateng - detikJateng
Minggu, 09 Okt 2022 16:09 WIB
SMA Negeri (SMAN) 1 Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin (3/10/2022). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng
Solo -

Seorang wali murid SMAN 1 Wates, Agung Purnomo mengaku mendapatkan intimidasi dari Kabid Ketentraman dan Ketertiban Umum Satpol PP Kulon Progo serta Kepala SMAN 1 Wates. Namun, tudingan intimidasi ini ditepis pihak satpol PP dan kepala SMAN 1 Wates.

Kasus ini berawal saat Agung dan beberapa orang tua mempertanyakan tentang kualitas seragam sekolah yang dibeli seharga Rp 1,7 juta untuk ukuran standar. Namun, belakangan Agung yang menjadi juru bicara perwakilan murid justru mendapatkan intimidasi.

"Yang terlapor tiga, kemudian yang lainnya saya tidak tahu sejauh mana keterlibatannya, yang lain mengepung saya. Yang saya jadikan terlapor Kabid Trantibhum Satpol PP Kulon Progo, Kasatpol PP Kulon Progo, dan Kepsek (SMAN 1 Wates)," kata Agung saat jumpa pers di kantor LBH Jogja, Senin (3/10/2022) lalu.

Agung bahkan mengaku mendapatkan teror baik di rumah maupun kantornya. Oleh karena itu, Agung dan keluarganya meminta perlindungan dari LPSK.

"Ke kantor dan rumah saya ada. Makanya saya mengungsi bersama anak istri saya ke luar kota, ke luar kabupaten. Mabes Polri pangkat Iptu putranya Pak Kepsek, dan pihak yang di Polres saya tidak tahu," sambung Agung.

Meski begitu, Agung masih membuka mediasi kepada pihak terlapor dugaan penyekapan dan intimidasi oleh SMAN 1 Wates dan oknum petugas Satpol PP yang dilayangkan di Polda DIY. Untuk diketahui, dalam laporannya ke Polda DIY, Agung mencantumkan terlapor ada tiga pihak yakni Kepala SMAN 1 Wates, Kabid Trantibhum Satpol PP Kulon Progo, dan Kasatpol PP Kulon Progo.

Namun, Agung meminta pihak terlapor harus memiliki komitmen untuk menuntaskan persoalan ini secara adil. Dia emoh jika ada mediasi ulang yang dilakukan di tempat yang tidak netral.

"Saya siap cabut laporan, tapi lihat situasi semacam ini jadi sulit karena mereka membantah tuduhan, seperti misalnya penunjukan lokasi Satpol PP yang disebut netral. Lalu musyawarah kok kenapa ngundangnya begitu. Kenapa cuma saya sendiri, kenapa tidak dengan wali murid lain," ujarnya.

Agung Purnomo (baju merah) saat jumpa pers di Kantor LBH Jogja, Senin (3/10/2022). Wali murid SMAN 1 Wates itu mengaku mendapat intimidasi usai mempertanyakan soal jual beli seragam. Foto: Aditya Mardiastuti/detikJateng

Satpol PP-Kepsek Tepis Tudingan Intimidasi

Tudingan intimidasi ini ditepis Kepala Bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum Satpol PP Kulon Progo Alif Romdhoni.

"Yo nggak lah, masa ada di era sekarang sampai seperti itu (intimidasi dan penyekapan)," kata Alif saat dimintai konfirmasi, Senin (3/10).

Dia menyebut narasi soal intimidasi dan penyekapan yang menyebar ke masyarakat tidak benar. Pihaknya pun mengaku hanya membantu mediasi sebagai pihak yang netral karena Agung yang merupakan alumni di SMAN 2 Wates meminta mediasi di SMAN tersebut.

"Dari situ kemudian ngebel (telepon) saya, lalu saya matur (bilang) ke Pak Kasatpol PP, Ndan izin minta ruangannya sebentar untuk mediasi. Lalu saya hadirkan semuanya, mereka diberikan kesempatan berbicara, dikasih minum juga," ucap Alif.

Pihaknya pun mengaku memandu mediasi yang dihadiri Kepala SMAN 1 Wates, Ketua Komite Sekolah, POT, Kasatpol PP itu. Mediasi berlangsung lancar meski diwarnai adu pendapat.

"Memang saat itu saya yang mandu mediasi. Ada dinamika diskusi, sempat bermubahalah ketika saya capek dengan diskusi tersebut. Tapi tidak ada tindakan intimidasi. Di akhir diskusi kita sepakati, apa yang terjadi di Ombudsman kita hadapi, lalu jangan sampai KBM terganggu, supaya agar SMA 1 tetap terjaga," ucapnya.

"Kesepakatan juga sudah oke termasuk AP. Akhirnya salaman semua. Jadi terkait penyekapan tidak benar. Kalau penyekapan itu kan duduk diintimidasi, dituding, melakukan hal tidak baik. Yang ada mereka semua diberi kesempatan untuk berbicara," tegasnya.

Kepala sekolah juga tepis tudingan intimidasi dan bicara soal opsi mediasi. Selengkapnya di halaman berikut...




(ams/ahr)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork