Pemkot Jogja soal Sarkem: Tak Ada Istilah Lokalisasi

Sejarah Sarkem Jogja #2

Pemkot Jogja soal Sarkem: Tak Ada Istilah Lokalisasi

Rizky Dafa Prasetyanto, Kesia Oktanoya Lini - detikJateng
Sabtu, 08 Okt 2022 15:18 WIB
Kawasan Kampung Sosrowijayan, Sosromenduran, Gedongtengen, Kota Jogja.
Kawasan Sosromenduran, Gedongtengen, Kota Jogja. (Foto: Tim detikJateng)
Jogja -

Sarkem Jogja sempat dikenal sebagai 'lokalisasi'. Sarkem merupakan akronim Pasar Kembang, nama jalan di pusat Kota Jogja, tepatnya di antara kawasan Malioboro dan Stasiun Tugu. Begini kata Pemkot Jogja tentang Sarkem.

Bukan Lokalisasi

"Kalau dari Pemkot tidak ada istilah lokalisasi, kawasan seperti itu ya seperti itu," kata Kabid Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Satpol PP Kota Jogja, Rikardo Putro Mukti Wibowo, kepada detikJateng, Jumat (30/9/2022).

"Jadi kita (Pemkot) tidak melokalisasi Sarkem, memang sekarang kan ada area PT KAI, yang dulunya warung-warung sekarang kan jadi tempat parkir. Jadinya kosong," sambung Edo, sapaannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penamaan Jalan Pasar Kembang berawal dari banyaknya pedagang kembang atau bunga di wilayah tersebut. Wilayah itu berada di Kalurahan Sosromenduran, Kemantren Gedongtengen, Kota Jogja. Kini pedagang bunga di antaranya terpusat di kawasan Kotabaru.

"Beda, jadi Sarkem di situ kan konotasinya negatif. Kalau yang di Kotabaru dari dulu memang sudah ada sejak lama, mungkin saya belum lahir, yang di Kotabaru berbeda sama yang KAI ini," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Meski Sarkem dikenal sebagai tempat prostitusi namun bukan lokalisasi, Edo mengatakan tetap ada peran wilayah untuk mengurangi dampak negatif seperti memberikan pelatihan kepada warga setempat.

"Dari dulu memang sudah seperti itu, tapi kan peran wilayah yang mengurangi akses negatif dikasih pelatihan dan lain-lain," ujarnya.

Salah satu tokoh masyarakat Sosromenduran, Ipung Purwandari, mengatakan sebagian publik memang mengenal nama Pasar Kembang atau Sarkem sebagai tempat prostitusi di Kota Jogja. Namun Ipung juga menegaskan bahwa Sarkem bukanlah lokalisasi.

"Kenapa Sarkem jadi terkenal karena dulu di situ ada sebuah kegiatan (prostitusi). Intinya seperti lokalisasi tapi sebenarnya bukan lokalisasi, soalnya kan banyak penduduk juga," kata Ipung saat dihubungi detikJateng, Kamis (6/10/2022).

Ipung pernah menjadi Ketua RW 02 Sosrowijayan Wetan, Sosromenduran, selama tiga periode. Kini perempuan itu sebagai anggota DPRD Kota Jogja.

Kantor Kelurahan Sosromenduran, Gedongtengen, Kota Jogja. Dipotret pada Jumat (30/9/2022).Kantor Kelurahan Sosromenduran, Gedongtengen, Kota Jogja. Dipotret pada Jumat (30/9/2022). Foto: Tim detikJateng

Menurut Ipung, wilayah yang dikenal bernama Sarkem bukan lokalisasi karena ada penduduk dan hidup bermasyarakat seperti pada umumnya. Meski dia tak menampik adanya praktik prostitusi di wilayah itu.

"Akhirnya dikenal dengan Sarkem karena kegiatan (prostitusi) tersebut. Walaupun saya tidak mau bilang itu lokalisasi karena banyak penduduk, ada sekolah, TK, balai desa, dan musala. Tidak semua melakukan kegiatan (prostitusi) seperti itu, walaupun kita tidak menutup mata juga bahwa ada kegiatan yang seperti itu," imbuhnya.

Berita Pemkot Jogja soal Sarkem: Tak Ada Istilah Lokalisasi merupakan artikel kedua dari empat artikel hasil peliputan tim detikJateng tentang Sarkem Jogja.

Simak artikel lainnya tentang Sarkem Jogja hanya di detikJateng.




(rih/dil)


Hide Ads