Video momen wisuda Institus Seni Indonesia (ISI) Jogja ramai dibicarakan di media sosial. Aksi asyik dekan dan seorang mahasiswa feminin bercanda saat penyerahan ijazah dinilai netizen asyik.
Berikut ini sejumlah fakta di balik momen tersebut berdasarkan keterangan dari pihak kampus ISI Jogja
Tak Pertama Kali Terjadi
Humas ISI Jogja Heri Abi mengungkap momen wisuda laki-laki menggunakan aksesoris feminin bukan kali ini saja terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebenarnya setiap angkatan ada, terutama Fakultas Seni Pertunjukan. Seorang wisuda sebelum-sebelumnya ada yang pakai sepatu hak tinggi juga kan ada," kata Heri Abi kepada detikJateng, Senin (19/9).
Momen Wisuda Mahasiswa Feminin Viral
Heri menjelaskan wisuda itu berlangsung tanggal 17 September. Sedangkan mahasiswa yang sempat berlenggak-lenggok di atas panggung ketika menuju tempat prosesi pemindahan tali toga adalah mahasiswa program studi (prodi) Teater Fakultas Seni Pertunjukan.
Sosok Mahasiswa Gemulai yang Viral
Heri mengungkap sosok mahasiswa dalam video itu dari Prodi Teater bernama Fiki.
"Jadi memang ada momen-momen lucu saat wisuda. Tapi untuk di ISI pasti ada saja momen lucu saat wisuda, nah yang kemarin itu Fiki, dia dari prodi Teater," ujarnya.
Heri menyebut bahwa sebelum mengikuti wisuda Fiki sudah kerap ke Jakarta untuk memainkan peran di beberapa FTV.
"Ya, seperti itu sudah biasa, Dekannya kan sebelum memberikan ijazah menariknya lagi dan Fiki malah seperti itu (sempat berpaling)," lanjut Heri.
Momen Ambyar Mahasiswa Fiki dan Dekan
Sebenarnya, sebelum prosesi wisuda, pihak kampus telah mengimbau kepada peserta bahwa suasana harus formal. Namun saat pertengahan acara wisuda kerap ada momen lain dan Heri menilai itu hal yang wajar di ISI Jogja.
"Sebetulnya sudah diminta untuk yang formal sekali ya, karena kan wisuda. Tapi di tengah-tengah itu muncul yang model-model seperti itu, dan pasti ambyar semua," ujarnya Heri disusul tawa.
ISI Jogja Terbuka untuk Beragam Ekspresi
Sementara itu terkait adanya mahasiswa yang feminin di ISI, Heri tidak mempermasalahkannya apalagi jika mahasiswa itu berasal dari prodi tari. Pasalnya pihak kampus mengakomodir semua mahasiswa dan tidak tebang pilih apa pun latar belakangnya.
"Iya kalau di sini (sistem belajar di kampus) seperti perguruan tinggi sama dengan lainnya. Tapi kadang-kadang banyak dari (prodi) tari cowok tapi karena melambai ada," ucapnya.
"Meski demikian, semuanya tetap diakomodir di kampus, contohnya seperti Mas Fiki," imbuh Heri.
(sip/aku)