Program studi (Prodi) Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Seni Indonesia (ISI) Jogja menggelar festival komik berskala internasional di Galeri R.J. Katamsi. Festival yang berlangsung 19-26 September ini menampilkan ratusan karya komik.
Salah satu yang cukup istimewa di pameran itu adalah sebuah komik yang menceritakan mengenai 'dunia lain'.
Kepala Prodi DKV ISI Jogja Daru Tunggul Aji menjelaskan ada ratusan karya yang dipamerkan dalam The 2022 International Comic and Sequiental Arts Festival bertema Kalabendu; Aftermath ini. Ada pula komik berupa audio visual.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada ratusan karya komik, jadi banyak ragam, ukuran, cerita dan juga ada yang berupa audio visual di lantai 2," kata Daru saat ditemui di Galeri R.J. Katamsi, ISI Jogja, Bantul, DIY, Senin (19/9/2022).
Terkait tema, Daru mengatakan bahwa Kalabendu merupakan kosakata Bahasa Sansekerta yang diterjemahkan secara umum yakni kala sebagai representasi waktu dan bendu sebagai terjemahan belenggu, kesusahan, ikatan, keterbatasan. Sedangkan aftermath merupakan diambil dari Bahasa Inggris yakni setelah kejadian.
"Tema Kalabendu; aftermath diangkat untuk menggambarkan ketangguhan dalam perjalanan panjang peradaban manusia yang paling esensial, yaitu memastikan eksistensi manusia beserta dengan nilai-nilai kemanusiaan yang dimilikinya," ujarnya.
Menurutnya, peserta festival ini berasal dari dalam hingga luar negeri. Sedangkan karya yang dipamerkan mencapai ratusan komik.
"Pesertanya beragam, dari Indonesia dan luar negeri seperti Malaysia dan Australia. Jadi komikus dari dalam dan luar negeri hampir 500 karya dipamerkan," ucapnya.
Komik karya seniman indigo di halaman berikutnya
Ada Karya tentang 'Dunia Lain'
Menurut Daru, ada yang menarik dalam festival tersebut yakni komik karya seorang indigo bernama Indiria Maharsi. Daru menyebut karya Maharsi mengajak pengunjung melihat komik 'dunia lain' alias soal dunia tak kasat mata.
"Paling unik kita ada komik karya Indiria Maharsi dengan judul The Unseen Comic. Jadi pengunjung bisa lihat motion komik yang ditayangkan digital. Satu-satunya berbeda kita bisa melihat komik dalam tanda kutip dunia lain, jadi itu yang paling menarik di lantai 2 (Galeri R.J. Katamsi)," ujarnya.
Kurator festival, Terra Bajraghosa juga menyoroti karya The Unseen Comic milik Indiria Maharsi. Menurutnya, karya tersebut termasuk yang paling unik di festival komik DKV ISI Jogja.
![]() |
"Karya Pak Indiria Maharsi, beliau memang punya kemampuan melihat dunia lain. Tapi bukan hantu-hantu, lebih ke spiritual dan penyadaran diri meskipun ada cerita-cerita dari dunia lain itu," ucapnya.
Sementara itu, Indiria Maharsi menjelaskan The Unseen Comic adalah komik yang kerap dia unggah ke akun Instagramnya dan update setiap hari Kamis. Menurut Maharsi, sembilan karya yang tampil di festival tersebut banyak yang berasal dari pengalaman pribadi.
"Mengapa The Unseen Comic? Karena saya ingin mengungkapkan dunia-dunia yang tidak kasat dalam komik. Ini berdasarkan pengalaman saya di masa lalu sampai sekarang yang terkait dengan dunia spiritual, kemudian saya gambarkan," ucapnya.
"Seperti peristiwa meditasi, melalui pengalaman sendiri saya ceritakan karena kebetulan saya indigo jadi apa yang saya lihat saya terjemahkan dalam bentuk komik," lanjut Maharsi.
Selain itu, banyak rekan-rekannya yang meminta agar tidak hanya menggambarkan apa yang telah dialami. Melainkan membuat cerita bergambar agar banyak orang yang bisa memahami The Unseen Comic.
"Karena banyak teman-teman bilang jangan hanya gambar saja tapi ada ceritanya. Karena itu yang paling pas medianya komik itu sehingga terbentuklah The Unseen Comic itu," ujarnya.