Puluhan Rektor Kumpul di UGM, Serukan Demokrasi dan Pemilu Bermartabat

Puluhan Rektor Kumpul di UGM, Serukan Demokrasi dan Pemilu Bermartabat

Jauh Hari Wawan S - detikJateng
Sabtu, 17 Sep 2022 18:38 WIB
Para rektor menyatakan seruan moral yang diberi judul Pemilu Berkualitas dan Demokrasi Bermartabat, di Balairung UGM, Sabtu (17/9/2022).
Para rektor menyatakan seruan moral yang diberi judul Pemilu Berkualitas dan Demokrasi Bermartabat, di Balairung UGM, Sabtu (17/9/2022). Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJateng
Sleman -

Sebanyak 32 rektor dan pimpinan perguruan tinggi negeri maupun swasta di Jogja berkumpul di Balairung Universitas Gadjah Mada (UGM). Mereka menyampaikan seruan moral tentang Pemilu dan demokrasi.

"Demokrasi yang bermartabat ditandai dengan pelaksanaan pemilu yang berkualitas," kata Rektor UGM Ova Emilia saat membacakan seruan moral berjudul 'Pemilu Berkualitas dan Demokrasi Bermartabat', Sabtu (17/9/2022).

"Jika Pemilu berlangsung dengan baik dan berkualitas, maka Indonesia akan menjadi contoh negara besar yang mampu berdemokrasi secara dewasa," imbuh Ova.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seruan moral itu berisi 10 poin yang menjadi perhatian para rektor, yang dalam beberapa pekan terakhir menjadi fokus diskusi dan kajian terbatas mereka di sejumlah kampus.

Isi seruan tersebut antara lain mengajak seluruh komponen bangsa menjadikan Pemilu sebagai media pendidikan politik untuk membangun moralitas bangsa, menjamin Pemilu berjalan secara partisipatif, dan tidak dimonopoli segelintir elit kelompok oligarki yang mengabaikan kepentingan publik.

ADVERTISEMENT

Mereka juga mengajak seluruh komponen bangsa menghindari jebakan penyalahgunaan identitas dengan politisasi agama, etnis, dan ras, yang berpotensi menimbulkan konflik dan merusak kerukunan dan persatuan bangsa.

Wakil Rektor UGM Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni Arie Sujito

"Kegalauan itu tidak cukup, harus ditunjukkan di dalam ingatan kolektif agar kita tidak mengulang hal yang sama. Para rektor tadi punya itikad agar ini tidak sekadar mengingatkan, tetapi saling mengajak perguruan tinggi untuk terlibat untuk melakukan pencegahan, bagian dari literasi untuk pendidikan politik," imbuh Wakil Rektor UGM Arie Sujito.

Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Al Makin berharap kampus bisa mengembalikan fungsi demokrasi sebagai proses check and balance.

"Sudah banyak sekali kritik dari para ilmuan, komentator, kritik dari para hak yang bijaksana tentang proses demokrasi yang perlu lagi dipikirkan lebih mendalam untuk kembali pada moral, integritas, dan kejujuran," ujar Al Makin.

Rektor Universitas Sanata Dharma Albertus Bagus Laksana mengatakan momen Pemilu sebagai perjalanan demokrasi memerlukan peran universitas.

"Para rektor dan pimpinan perguruan tinggi yang mewakili lembaga pendidikan tinggi, lembaga peradaban yang penting, tergerak untuk ke sana, para mahasiswa ada di kampus dan mereka akan terlibat juga dengan banyak seruan ini," ujarnya Bagus.

Dalam kegiatan sore ini hadir pula Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga dan Rektor Universitas Pembangunan (UPN) Veteran, Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Rektor Universitas Sanata Dharma (USD), Rektor Universitas Widya Mataram (UWM), dan beberapa universitas swasta lain.




(dil/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads