Ada Spanduk Penolakan Harga BBM Naik, Sekjen PDIP: Boleh Saja, Tapi...

Ada Spanduk Penolakan Harga BBM Naik, Sekjen PDIP: Boleh Saja, Tapi...

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Sabtu, 17 Sep 2022 17:42 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Sabtu (17/9/2022).
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Sabtu (17/9/2022). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng
Jogja -

Spanduk yang mengkritik kenaikan harga BBM bersubsidi dipasang di pinggir jalan menuju kantor Samsat Kota Jogja. Di spanduk bertuliskan 'Batalkan kenaikan harga BBM bersubsidi! Jangan bikin rakyat tambah susah...' itu juga tercantum lambang Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Namun, belum diketahui siapa pemasang spanduk itu.

"Boleh saja partai politik menolak, tapi harus melihat karena partai tidak boleh kehilangan konteks," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat ditemui usai membuka Musyawarah Agung Senapati (MAS) 2022 di Ros-In Hotel, Sewon, Kabupaten Bantul, Sabtu (17/9/2022).

"PKS juga harus melihat bagaimana Presiden Jokowi telah melakukan berbagai upaya yang tidak dilakukan ketika PKS berada di pemerintahan Pak SBY," imbuh Hasto menanggapi soal spanduk kritikan berlambang PKS itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasto kemudian membeberkan sejumlah kebijakan yang ditempuh pemerintah di era Presiden Jokowi. "Yaitu di sisi hulu, bagaimana Blok Rokan telah diambil alih, Blok Mahakam telah diambil alih. Pembangunan refinery juga dilakukan, tapi karena COVID-19 kemudian mengalami keterlambatan," ujarnya.

"Kalau kita lihat dari aspek prestasi, Pak Jokowi ini kinerjanya luar biasa. Pemerintahannya juga mampu keluar dari krisis, Bank dunia sekarang memperkirakan terjadi resesi pada tahun 2023. Sehingga sebaiknya seluruh partai politik memberikan energi positif daripada kampanye sepihak yang tidak berbasis data," lanjut Hasto.

ADVERTISEMENT

Hasto juga meminta pihak yang mengkritik Presiden Jokowi untuk melihat apa saja yang telah dilakukan pemerintah saat ini. "Lihat langkah-langkah konstruktif yang telah dilakukan oleh Bapak Presiden Jokowi di dalam menjadikan Indonesia tidak tergantung kepada asing," pungkasnya.




(dil/dil)


Hide Ads