Teriakan takbir tiga kali mengantarkan jenazah Tri Fajar Firmansyah ke tempat peristirahatan terakhir, Rabu (3/8/2022). Pukul 11.46 WIB jenazah korban salah sasaran saat kerusuhan suporter di Sleman pada Senin (25/7) lalu itu dimakamkan.
Keluarga, sesama pecinta sepak bola, sesama suporter, ikut mengantarkan kepergian almarhum. Semasa hidup, Tri Fajar memang diketahui sebagai seorang fans PSS Sleman.
Tak semua pelayat bisa masuk ke area makam. Sebagian besar menunggu di luar pagar sembari mendoakan almarhum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Takbir untuk Fajar," pekik salah satu pelayat di makam.
Usai dimakamkan, para pelayat langsung menggelar doa bersama di pusara almarhum. Usai doa bersama, sebagian pelayat menyanyikan chants khas suporter PSS Sleman Brigata Curva Sud (BCS) berjudul 'Sampai Kau Bisa'. Lagu ini sekaligus mengantarkan Fajar ke peristirahatan terakhir di Makam Glendongan I, Tambakbayan, Depok, Sleman.
![]() |
Sebelumnya, Tri Fajar Firmansyah menjadi korban salah sasaran saat kerusuhan suporter pada Senin (25/7) malam di depan supermarket Mirota Kampus, Babarsari. Tri Fajar meninggal Selasa (2/8) kemarin.
"Meninggal jam 14.10 WIB, dirawat di RSPAU Hardjolukito sudah selama 8 hari," kata Wahyudi (59), ayah almarhum, saat ditemui di rumah duka Dusun Tambakbayan, Caturtunggal, Depok, Sleman, Rabu (3/8/2022).
Selama delapan hari itu, Tri Fajar tidak sadarkan diri. Dari keterangan polisi beberapa waktu lalu, Fajar menderita luka cukup berat di bagian kepala.
"Kondisinya tidak karuan, kondisinya tidak sadar selama delapan hari, masuk Senin (25/7) malam sampai Selasa (26/7) belum sadar," tuturnya.
Wahyudi menuturkan, sosok Tri Fajar merupakan pribadi yang biasa-biasa saja. Dia juga mengenang jika anaknya sering menonton pertandingan PSS Sleman. Dalam kejadian rusuh pada Senin (25/7) itu pun dia meyakini anaknya tidak salah.
"Anak saya tidak salah, anak saya ini pendiam. Sama saya dekat, ya bercanda biasa sama ibunya itu juga (dekat)," bebernya.
Sebelum kejadian itu pun, Tri Fajar masih makan bersama ayahnya. Namun, setelah makan Tri Fajar dihubungi rekannya dan diajak untuk menonton konvoi.
"Terus masuk ke kamar kemudian ditelepon temannya dan keluar, kok kemudian saya mendengar anak saya terkena itu. Saya sakit hati, hancur hati saya," ucapnya.
(rih/apl)