Lapak di Pantai Depok Rusak Kena Gelombang Pasang, DPRD Usul Relokasi

Lapak di Pantai Depok Rusak Kena Gelombang Pasang, DPRD Usul Relokasi

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Senin, 18 Jul 2022 14:51 WIB
Suasana di sisi timur Pantai Depok yang terdampak gelombang pasang, Sabtu (16/7/2022). Sejumlah lapak semi permanen rusak.
Suasana di Pantai Depok Bantul sisi timur yang terdampak gelombang pasang, Sabtu (16/7/2022). Sejumlah lapak semi permanen rusak. Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng
Bantul -

Puluhan warung atau lapak semi permanen di Pantai Depok, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), rusak diterjang gelombang pasang, Sabtu (16/7). DPRD Bantul mengusulkan relokasi.

"Terkait dengan lapak-lapak yang mepet bibir pantai kan aturannya tidak boleh, dan Pemkab Bantul sudah sering kali mengingatkan tidak boleh membangun lapak di bibir pantai," kata Ketua Komisi B DPRD Bantul Wildan Nafis saat dihubungi wartawan, Senin (18/7/2022).

Oleh sebab itu, Wildan meminta kepada masyarakat agar jangan membuat lapak-lapak semi permanen di bibir pantai. Hal itu nantinya dibarengi dengan upaya dari Pemkab Bantul untuk menyediakan lokasi baru bagi masyarakat yang menggantungkan hidup dari berjualan di kawasan pantai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi mohon jangan membuat lapak-lapak yang terlalu mepet dengan bibir pantai. Itu yang kita mohonkan kepada masyarakat. Terus Pemkab selaku pengayom masyarakat juga harus memberi ruang kepada masyarakat untuk berusaha menyediakan lapak-lapak yang tidak membahayakan (dari gelombang pasang)," ujarnya.

"Dari kita, terkait usulan relokasi, khususnya di Pantai Depok kan sebenarnya banyak lokasi untuk relokasi," lanjut Wildan.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pariwisata Bantul Raden Jati Bayubroto mengatakan ketentuan membuat bangunan di pinggir pantai harus berjarak 200 meter dari bibir Pantai. Pihaknya sudah berulang kali mengimbau masyarakat agar tidak mendirikan lapak di bibir pantai.

"Hanya memang situasi dan kondisi masyarakat di pantai selatan Bantul ini pemahaman kepatuhan terhadap ketentuan belum optimal. Masih ada yang karena kebiasaan tetap mendirikan bangunan di dekat bibir pantai," ucapnya saat ditemui di Bantul hari ini.

Menurutnya, Pemkab pernah melakukan relokasi pedagang di pinggir kawasan Pantai Parangtritis-Depok pada tahun 2007 ke Parangtritis baru. Akan tetapi, kembali lagi saat ini aktivitas masyarakat yang mengais rezeki banyak yang mendekati bibir pantai.

"Karena itu kita sudah mengawali, dari tokoh masyarakat untuk diajak berdiskusi soal penataan, dalam arti agar tidak semrawut dan terdampak gelombang pasang saat mengais rezeki," katanya.

"Nanti akan bertahap untuk bisa melakukan penataan, jadi lebih ke mendorong kesadaran mereka. Kita tahun ini baru menyusun semacam grand desainnya seperti apa, secara garis besar itu. Tapi kembali lagi kunci utamanya dari kesadaran masyarakat," imbuh Jati.

Selengkapnya di halaman selanjutnya...

Diberitakan sebelumnya, puluhan lapak semi permanen di pantai selatan Jawa wilayah Kabupaten Bantul, DIY, rusak diterjang gelombang pasang, Sabtu (16/7). Kondisi itu terjadi di Pantai Depok sekitar pukul 08.00 WIB.

Dari pantauan detikJateng, sejumlah warung semi permanen berbahan bambu dan asbes mengalami kerusakan.

Lurah Parangtritis, Topo, mengatakan gelombang pasang di Pantai Depok terjadi selama sepekan terakhir ini.

"Kalau (pantai) yang sisi timur baru kali ini, biasanya (pantai) sisi barat yang parah. Di sisi timur ada 10 lebih (lapak) yang terdampak dan tidak ada korban jiwa, hanya kerugian materi," kata Topo, Sabtu (16/7).

Topo mengaku sudah sering menyarankan para pedagang yang mendirikan lapak semi permanen di pinggir pantai agar pindah. Pihaknya tidak menanggung kerugian pedagang di dekat bibir pantai yang warungnya rusak terkena gelombang tinggi.

"Hanya pasrah dan nerimo (menerima), prinsip kami tidak akan meminta bantuan pemerintah. Kalau ada yang kena, Kalurahan bisa memberi bantuan sembako, itu untuk warung makan (seafood). Kalau warung atau lapak semi permanen di pinggir kan sudah risiko mereka," katanya.

Halaman 2 dari 2
(rih/sip)


Hide Ads