Puskesmas di Bantul Masukkan Jamu di Resep Pasien, Bupati: Ada Khasiatnya

Puskesmas di Bantul Masukkan Jamu di Resep Pasien, Bupati: Ada Khasiatnya

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Selasa, 05 Jul 2022 17:39 WIB
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih dan Kepala Dinkes Bantul menunjukkan resep obat jamu yang masuk jenis pengobatan di beberapa Puskesmas Bantul, Selasa (5/7/2022).
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih dan Kepala Dinkes Bantul menunjukkan resep obat jamu yang masuk jenis pengobatan di beberapa Puskesmas Bantul, Selasa (5/7/2022). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng

Tradisional complement, kata Agus, adalah pemilihan jenis pengobatan yang tidak mengutamakan obat-obatan kimiawi. Penentuan pengobatan tersebut, kata Agus, juga tidak sembarangan melainkan berdasarkan analisis dan diagnosa dokter.

"Tergantung diagnosisnya, jadi complement yang disebut 12 (puskesmas) bukan hanya jamu, tapi akupunktur, jamu, akupresur sama meditasi," ucapnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Rinciannya, setelah analisis, diagnosis, dokter menawarkan pengobatan terapi, ada konvensional atau complement tradisional. Kalau berkenan dengan herbal kita resepkan," imbuh Agus.

Sedangkan untuk puskesmas yang sudah memasukkan jamu ke dalam resep ada empat. Di mana jamu-jamu tersebut sudah terstandardisasi.

ADVERTISEMENT

"Jamu sudah peresepan, seperti di (Puskesmas) Kasihan II, Banguntapan II, Imogiri I dan Piyungan sudah melakukan peresepan. Jadi baru empat puskesmas yang peresepan," ucapnya.

Agus menambahkan, pengobatan dengan tradisional complement bisa untuk beberapa penyakit. Bahkan dalam praktiknya saat ini ada 10-20 persen pasien mengikuti pengobatan tersebut.

"Jenis penyakitnya apa saja yang bisa dengan pengobatan tradisional complement seperti darah tinggi, pegal linu, diabetes dan migrain juga ada," pungkasnya.


(rih/aku)


Hide Ads