Pengendara yang melintas di ruas Jalan Jogja-Wates Km 26, tepatnya di simpang tiga Ksatrian, Dusun Gunung Gempal, Kalurahan Giripeni, Kapanewon Wates, Kulon Progo, DIY, perlu meningkatkan kehati-hatian. Pasalnya di persimpangan ini sering terjadi kecelakaan, beberapa di antaranya bahkan menelan korban jiwa.
"Wah sudah enggak terhitung mas (jumlah kecelakaan), terakhir kemarin motor vs motor, tapi untungnya enggak sampai fatal," ungkap warga yang tinggal di sekitar persimpangan Ksatrian, Asep (30), kepada detikJateng, Rabu (29/6/2022).
Asep menuturkan, kecelakaan yang terjadi di persimpangan ini paling sering melibatkan sepeda motor. Kronologinya pun hampir sama, di mana kendaraan dari arah barat atau ruas jalan nasional hendak berbelok ke selatan menuju jalan kabupaten, atau masuk wilayah permukiman warga Giripeni.
Sementara dari arah timur melaju kendaraan lain dengan kecepatan tinggi, tanpa memperhatikan adanya motor yang sedang menyeberang. Walhasil tabrakan tak bisa dihindarkan.
"Paling sering itu motor pas mau belok ke selatan dari arah barat. Terus ditabrak kendaraan lain, bisa motor bisa mobil atau lebih besar lagi, yang datang dari arah timur. Nah biasanya kecelakaan itu seringnya terjadi sore hari jelang magrib," beber Asep.
Asep mengatakan, seringnya kecelakaan di lokasi tersebut membuat warga sekitar was-was ketika hendak melintasinya. Mayoritas warga, akhirnya memilih memutar lebih jauh jika ingin menyeberang.
"Kalau saya sendiri pilih minggir agak ke sana, dan warga sini memang biasanya gitu karena udah tau kalau di sini rawan. Beda kalau warga luar sini, kebanyakan langsung nerobos aja. Jadi ya kaya gitu deh, kecelakaan," ujarnya.
Asep berharap persoalan ini bisa mendapat perhatian lebih dari otoritas terkait. Langkah konkrit perlu dilakukan, tidak hanya sekadar pemasangan pembatas jalan, tapi juga rambu-rambu lain yang lebih efektif, seperti misalnya memasang lampu traffic light.
"Kalau warga sini mintanya dipasang bangjo (lampu traffic light). Kemarin sempat dikasih pembatas (water barrier) tapi enggak ada solusi, malah sekarang (water barrier) rusak ditabrak bus," ujarnya.
Rawannya simpang Ksatrian ini juga diungkapkan Dewan (25), pengendara motor yang kerap melintas lokasi tersebut. Baginya, simpang tiga itu semacam jalur neraka. Sebab jika lengah sedikit sudah dipastikan bakal mengalami kecelakaan.
"Wah kaya jalur neraka itu mas. Ya gimana ya, misal kita mau nyeberang nih, baik dari arah jalan nasional maupun jalan kabupaten, kalau lengah sedikit aja pasti bakal kena tabrak," ujar Dewan.
"Saya sendiri pernah tuh lihat beberapa kali insiden tabrakan di sini, bahkan sempat ada yang akhirnya meninggal dunia," imbuhnya.
Selengkapnya baca halaman berikutnya..
(aku/mbr)