Dirjen WHO: 40 Persen Populasi Dunia Belum Divaksin COVID-19

Dirjen WHO: 40 Persen Populasi Dunia Belum Divaksin COVID-19

Jauh Hari Wawan S - detikJateng
Senin, 20 Jun 2022 13:54 WIB
Pertemuan menteri kesehatan G20 di Sleman, DIY, Senin (20/6/2022).
Pertemuan menteri kesehatan G20 di Sleman, DIY, Senin (20/6/2022). (Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJateng)
Sleman -

Direktur Jenderal World Health Organization (WHO), Tedros Adanom Ghebreyesus menyebut progres penanganan pandemi COVID-19 global mengalami kemajuan. Akan tetapi, dia mengatakan masih ada 40 persen populasi penduduk dunia yang belum menerima vaksin COVID-19.

Hal itu disampaikannya di depan perwakilan delegasi negara G20 dalam Pertemuan Pertama Menteri Kesehatan G20 di Hotel Marriott Yogyakarta. Mulanya, Tedros mengatakan tren peningkatan COVID-19 terjadi di sejumlah negara. Hal itu tak lepas dari menurunnya pengujian.

"Penularan sedang meningkat di banyak negara termasuk beberapa negara Anda dan ini tak terlepas dari kenyataan bahwa pengujian dan pengurutan telah menurun tajam di seluruh dunia," kata Tedros, Senin (20/6/2022).

Ia mengatakan, terdapat 40 persen populasi masyarakat dunia masih belum menerima vaksin. Ia juga khawatir jika dengan kurangnya pengujian serta pelacakan virus membuat lengah terhadap kemunculan varian baru.

"Dan 40 persen dari populasi dunia masih belum mendapatkan vaksinasi, risiko munculnya varian baru dan lebih berbahaya, tetap nyata. WHO sangat khawatir bahwa kurangnya pengujian dan pengurutan akan membutakan kita terhadap evolusi virus," katanya.

Ia prihatin jika pandemi ini tidak dijadikan pelajaran, siklus kepanikan itu akan terulang. "Kami sama-sama prihatin bahwa pelajaran dari pandemi ini akan berlalu dan siklus kepanikan dan pengabaian akan terulang kembali," ujarnya.

WHO sendiri pada Forum Kesehatan Dunia bulan lalu telah mempresentasikan proposal untuk arsitektur kesehatan global yang baru. Termasuk kesiapsiagaan dan respon darurat meliputi 10 rekomendasi utama. Salah satu dari rekomendasi itu adalah pembentukan Lembaga Perantara Keuangan (FIF) di Bank Dunia.

"WHO sendiri di Bank Dunia memperkirakan bahwa USD 31 miliar dibutuhkan setiap tahun untuk memperkuat keamanan kesehatan global. Dua pertiganya bisa dibiayai dari sumber daya yang ada, tetapi itu menyisakan kekurangan USD 10 miliar per tahun. FIF akan membantu menutup kekurangan itu," pungkasnya.




(aku/mbr)


Hide Ads