Presiden Jerman Kunjungi UGM, Pastikan Kerja Sama Tak Sekedar Logo

Presiden Jerman Kunjungi UGM, Pastikan Kerja Sama Tak Sekedar Logo

Jauh Hari Wawan S. - detikJateng
Jumat, 17 Jun 2022 16:03 WIB
Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier mengunjungi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Jumat (17/6/2022).
Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier mengunjungi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Jumat (17/6/2022). (Foto: Jauh Hari Wawan S./detikcom)
Jakarta -

Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier mengunjungi Universitas Gadjah Mada (UGM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kunjungan ini merupakan rangkaian angenda kerjanya di Indonesia setelah pagi tadi mengunjungi Candi Borobudur, Jawa Tengah.

Pantauan detikJateng, Jumat (17/6/2022), rombongan Presiden Steinmeier tiba di UGM sekitar pukul 14.00 WIB. Ia langsung disambut oleh Rektor UGM Ova Emilia. Keduanya saling menyapa dan berbincang untuk kemudian meninjau stan di aula Balairung UGM.

Selama kurang lebih 15 menit, Steinmeier meninjau satu per satu stan pameran teknologi mahasiswa dan dosen. Di antara stan itu merupakan proyek kerja sama antara UGM dan Jerman yakni Get-In CICERO (German Indonesian Geo-Campus in Indonesia for Competence in Education and Research for Organizations).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ini merupakan bentuk dari kerja sama antara Fakultas Teknik UGM dengan Faculty of Geo-Resources and Materials Engineering, RWTH Aachen, Jerman.

"Kerja sama dalam payung GetIn-CICERO ini telah memasuki tahun ke-5," kata koordinator program kerja sama Doni Prakasa Eka Putra kepada wartawan, hari ini.

ADVERTISEMENT

Doni menceritakan, Presiden Jerman sempat menanyakan terkait keberlanjutan program ini. Seperti keaktifan profesor Jerman dalam program ini.

"Yang bersangkutan (Presiden Steinmeier) malah menanyakan apakah aktif profesor-profesor dari sana membantu saya. Saya bilang sangat aktif. Jadi menanyakan apakah kita aktif, terus apa yang dilakukan tahun ini," ujarnya.

Menurut dosen teknik geologi UGM itu, Steinmeier ingin memastikan jika program kerja sama yang sudah dibangun sejak 2018 lalu itu berjalan. Bukan hanya sekadar memampang logo tanpa ada kegiatan sama sekali.

"Cuma dia ingin untuk memastikan bahwa ada komunikasi, bukan hanya sekedar logo, kan sering kerja sama itu hanya sekadar logo tetapi apa yang sudah dilakukan. Saya jelaskan, workshop-workshop yang telah dilakukan, konferensi dan sebagainya dan dia saya berikan bukti tentang kegiatan-kegiatan tersebut," pungkasnya.




(sip/ams)


Hide Ads