Dinas Perdagangan (Disdag) Kabupaten Gunungkidul menutup 11 pasar hewan di wilayah tersebut, mulai hari ini. Penutupan dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK), buntut ditemukannya 65 ekor hewan ternak berstatus suspek PMK dan 1 di antaranya mati.
"Ada 11 pasar yang kita tutup sementara, dan itu khusus pasar hewan," Kepala Disdag Gunungkidul, Kelik Yuniantoro kepada detikJateng, Kamis (2/6/2022).
Menurutnya, 11 pasar itu meliputi Kapanewon Semanu, Playen, Paliyan, Rongkop, Nglipar, Semin hingga Ponjong. Penutupan itu, kata Kelik, dimulai hari ini hingga 2 pasaran ke depan. Di mana pasaran itu mengacu pada penanggalan Jawa, seperti halnya Pasar Siyono Harjo yang pasarannya setiap Wage.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penutupannya mulai tanggal 2 Juni sampai dengan dua pasaran ke depan. Tujuannya untuk mencegah penularan PMK pada hewan ternak yang diperjualbelikan di pasar hewan," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Gunungkidul Wibawanti Wulandari mengungkapkan, bahwa hingga Rabu (1/6) malam tercatat ada puluhan hewan ternak yang bergejala PMK. Bahkan, satu di antaranya mati.
"Sampai Rabu petang jumlah hewan ternak yang suspek PMK ada 65 ekor. Untuk yang mati ada satu ekor, itu berupa sapi umur 5 hari," ucapnya.
Terlepas dari hal tersebut, dia menyebut jika risiko kematian untuk hewan ternak yang terpapar PMK terbilang kecil. Namun, dia meminta baik pedagang maupun peternak jangan senang dulu karena PMK dapat mempengaruhi berat badan hewan.
"Memang kematian hanya 5 persen, tapi bobotnya bisa berkurang seberat 20 kilogram per minggunya. Padahal, untuk menaikan satu kilo butuh perjuangan, makanya upaya pencegahan terus dilakukan," katanya.
(aku/aku)