Kasus Penyakit Mulut-Kuku Ditemukan di DIY, Sultan: Sapi Mati Jangan Dimakan

Kasus Penyakit Mulut-Kuku Ditemukan di DIY, Sultan: Sapi Mati Jangan Dimakan

Heri Susanto - detikJateng
Selasa, 17 Mei 2022 16:40 WIB
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X (Foto: Heri Susanto/detikJateng)
Yogyakarta -

Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak ditemukan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta masyarakat tak memakan daging sapi yang mati.

"Jangan asal seperti di Gunungkidul (makan sapi antraks) kemarin. Mati dimakan, jangan," kata Sultan, saat diwawancarai wartawan, Selasa (17/5/2022).

Sultan memastikan pihaknya sudah memerintahkan petugas di lapangan untuk mengisolasi hewan ternak yang positif berpenyakit mulut dan kuku.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita sudah minta bagaimana melokalisir. Sudah diterjunkan petugas," jelas Sultan.

Sultan mengatakan penyediaan kebutuhan daging bisa mengoptimalkan hewan lokal DIY. Hal ini untuk mengantisipasi agar tak terjadi penularan penyakit mulut-kuku di antara hewan ternak.

ADVERTISEMENT

"Bagaimana membatasi (penyediaan daging) kalau lokal bisa ya lokal saja," tambahnya.

Meski begitu, Sultan menyadari hal ini sulit dilakukan. Apalagi Pemda DIY tak bisa melarang sapi dari luar daerah masuk ke Jogja.

"Kita sulit melarang ya, karena sapi itu kan transaksi daging dan sebagainya," lanjutnya.

Langkah paling realistis, menurut Sultan, dengan memaksimalkan peran petugas di pos-pos pemeriksaan hewan di perbatasan. Pos-pos tersebut akan memastikan hewan ternak yang masuk DIY harus sehat atau negatif dari PMK.

"Masalah sapi di pos-pos bagaimana bisa dideteksi berpenyakit. Masalahnya kan menularnya ini kalau tidak diantisipasi bisa pandemi nanti," katanya.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY Sugeng Purwanto mengatakan pihaknya sudah memperketat pengawasan di perbatasan. Selain itu, pihaknya juga sudah melokalisasi hewan yang ditemukan positif penyakit mulut dan kuku (PMK).

"Perbatasan sudah kami perketat pengawasannya untuk hewan masuk DIY. Selain dengan mengisolasi hewan yang ditemukan positif PMK," ucap Sugeng.




(ams/rih)


Hide Ads