Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, menutup semua pasar hewan di wilayahnya selama 14 hari. Akibatnya stok sapi di pasaran di daerah Banjarnegara pun mulai langka menyusul kebijakan tersebut. Begini curhatan salah satu penjual daging sapi.
Haryati, salah satu penjual daging sapi di pasar tradisional Banjarnegara, mengaku saat ini kesulitan mencari bahan baku. Jika biasanya satu hari memotong 2-3 ekor sapi, saat ini hanya 1 ekor sapi.
"(Penutupan pasar hewan) Iya ngaruh banget. Sapi jadi langka. Kalau cari di luar daerah juga menambah biaya padahal biasanya satu hari motong 2 sampai 3 ekor sapi. Sekarang hanya 1 ekor sapi," kata Haryati saat ditemui di pasar tradisional Banjarnegara, Selasa (17/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain stok sapi terbatas di pasaran, harga juga masih tinggi. Di sisi lain, pembeli mengira harga sudah turun pascahari raya Idul Fitri. Ia menyebut, saat ini harga daging sapi di pasar tradisional masih berkisar Rp 150 ribu per kilogram.
"Harga sapi sekarang masih mahal, tahunya pembeli sudah murah. Jadi harga daging sapi pun belum sepenuhnya turun. Saat ini masih Rp 150 ribu per kilogram. Sebelumnya pas mau Lebaran sempat sampai Rp 170 ribu per kilogram," terangnya.
Dengan kondisi ini membuat jumlah pembeli menurun. Namun, ia meminta kepada pembeli tidak perlu khawatir meski virus penyakit mulut dan kuku (PMK) merebak pada hewan ternak. Mengingat sapi yang akan dipotong dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu di rumah potong hewan (RPH).
"Dengan kondisi yang seperti ini jadi sepi, penjualan turun. Padahal sebelum sapi dipotong itu diperiksa dulu di RPH. Jadi pembeli tidak perlu khawatir, karena sapi yang dipotong itu sapi sehat," kata dia.
Terpisah, Plh Bupati Banjarnegara Syamsudin mengatakan, warga tidak perlu khawatir berlebihan dengan adanya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak. Ia menyebut, daging hewan yang terjangkit PMK masih aman dikonsumsi. Kecuali bagian tulang, kulit, jeroan dan daging di area mulut.
"Untuk daging hewan ternak yang terkontaminasi masih bisa dikonsumsi. Kecuali tulang, kulit, jeroan dan bagian lain yang terkontaminasi seperti lidah dan sekitar mulut," jelas Syamsudin.
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara menutup semua pasar hewan di wilayah tersebut. Upaya ini dilakukan menyusul ditemukannya virus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak di Banjarnegara.
"Mulai hari ini, Senin 16 Mei 2022, semua pasar hewan di Banjarnegara ditutup. Baik yang pasar besar, maupun pasar-pasar kecil di seluruh wilayah di Banjarnegara," ujar Plh Bupati Banjarnegara Syamsudin saat jumpa pers di rumah dinas Bupati Banjarnegara, Senin (16/5).
Penutupan pasar dilakukan selama 14 hari ke depan. Langkah ini dilakukan menyusul ditemukannya kasus PMK yang menyerang hewan ternak di Banjarnegara.
"Ada 14 ekor sapi yang positif terjangkit PMK di dua kecamatan. Yakni di Kecamatan Banjarnegara dan Wanadadi. Hasilnya sudah keluar. Sedangkan masih ada 126 ekor sapi yang suspek, dan hasil pemeriksaan belum keluar," sebutnya.
(rih/ams)