Raup Cuan Jutaan dari Sampah, Ini Kisah Sukses TPS Guwosari Bantul

Raup Cuan Jutaan dari Sampah, Ini Kisah Sukses TPS Guwosari Bantul

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Jumat, 13 Mei 2022 14:28 WIB
Pemilahan sampah di TPS 3R Go-Sari Pedukuhan Bungsing, Kalurahan Guwosari, Kapanewon Pajangan, Jumat (13/5/2022).
Pemilahan sampah di TPS 3R Go-Sari Pedukuhan Bungsing, Kalurahan Guwosari, Kapanewon Pajangan, Jumat (13/5/2022). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng
Bantul -

Blokade akses menuju Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan beberapa hari lalu tidak berdampak di Kalurahan Guwosari, Pajangan, Kabupaten Bantul, DIY. Sebab, Guwosari memiliki tempat pengolahan sampah (TPS) sendiri, TPS 3R Go-Sari namanya. Bahkan, TPS itu bisa menghasilkan keuntungan jutaan rupiah per bulan.

Cuan dari Sampah

"Pendapatan bersih bulan kemarin Rp 4 juta. Itu bisa menutup biaya operasional dan gaji tenaga. Dulu disubsidi desa, sekarang sudah mandiri. Bulan ini bisa Rp 7 juta," kata Plt Direktur BUMDes Guwosari Muhammad Iqbal (37), Jumat (13/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau (sampah dari) seluruh masyarakat Guwosari masuk ke kita, target (pendapatan) per bulan bisa Rp 50 juta," imbuh Iqbal.

Iqbal mengatakan, TPS 3R Go-Sari saat ini baru mengelola sekitar 30% sampah dari Guwosari atau sekitar dua ton per hari. Sampah yang masuk ke TPS itu kemudian dipilah dan diolah.

ADVERTISEMENT

"Pertama dijadikan maggot (belatung) dan pupuk kompos, residunya kita bakar dengan mesin insinerator yang ramah lingkungan," kata Iqbal. Belatung itu langsung dijual ke peternak atau pembudidaya. Sebab, maggot laris di pasaran untuk pakan ternak.

"Sampah kering kita jual rongsok, langsung ke pelapak. Hasilnya kembali lagi ke sini dan untuk BUMDes juga," imbuh Iqbal.

Pemilahan sampah di TPS 3R Go-Sari Pedukuhan Bungsing, Kalurahan Guwosari, Kapanewon Pajangan, Jumat (13/5/2022).Pemilahan sampah di TPS 3R Go-Sari Pedukuhan Bungsing, Kalurahan Guwosari, Kapanewon Pajangan, Jumat (13/5/2022). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng

Sejarah TPS 3R Go-Sari

TPS 3R Go-Sari berada di Pedukuhan Bungsing, Guwosari, sejak 2019. Pendirian TPS itu berawal dari keresahan Lurah Guwosari.

"Inisiatornya Pak Lurah, karena resah melihat masalah sampah di Guwosari. Selain itu (TPS) juga untuk persiapan timbunan sampah yang lebih besar dengan berdirinya UIN Sunan Kalijaga Di Pajangan," ujar Iqbal.

Banyak kendala yang dihadapi pada masa awal berdirinya TPS 3R Go-Sari. Mulai dari terbatasnya sumber daya manusia (SDM) hingga soal minimnya kesadaran masyarakat untuk memilah sampah.

"Dulu SDM belum ahli memilah sampah, pelanggan juga banyak yang tidak mau memilah sampah karena merasa sudah membayar," kata Iqbal. Namun, pria asli Palembang, Sumatera Selatan itu pantang menyerah.

"Kita jatuh bangun, dulu sering minus karena minim pengalaman. Tapi kita belajar terus. Sampai akhirnya, TPS 3R Go-Sari berdiri pada 2019. Sejak 15 Desember 2021 kita sudah tidak buang sampah lagi ke (TPST) Piyungan," terang Iqbal.

Kunci Sukses TPS 3R Go-Sari

Menurut Lurah Guwosari Masduki Rahmad, keberhasilan TPS 3R Go-Sari karena merangkul pelapak atau pengepul sampah swasta yang beroperasi di Kalurahan Guwosari.

"Mereka memungut sampah dari rumah tangga, yang bisa dijual diambil, yang tidak bisa dijual dibuang ke Piyungan. Kemudian kita tawarkan, daripada dibuang ke Piyungan mending dibawa ke sini saja, nanti kita olah plastiknya, organiknya dan residunya," kata Masduki.

Dengan demikian, Masduki menjelaskan, sampah dari Guwosari tidak membebani TPST Piyungan lagi. "Ini juga demi mewujudkan cita-cita zero waste di tingkat kalurahan. Kami tidak mematikan rezeki pelapak swasta, justru kita ajak kolaborasi," imbuh Masduki.

Buka Pelatihan

Selain mengolah sampah, TPS 3R Go-Sari kini juga mengadakan pelatihan pengolahan sampah bagi siapa saja yang berminat. "Bulan ini kita buka pendaftaran dan kita tutup tanggal 28 Mei. Pada 28 Mei ada pelatihan pengolahan sampah sampai zero waste di sini, pukul 09.00-16.00 WIB," terang Iqbal.

Masduki menambahkan, seluruh kalurahan di DIY mestinya juga bisa mengolah sampah di wilayahnya secara mandiri. "Harapannya ada semangat bersama dari tingkat bawah hingga tingkat atas," kata Masduki.

"Mengelola sampah itu sulit-sulit gampang. Mengingat banyak infrastuktur yang disiapkan, infrastruktur politik dan fisik. Untuk infrastruktur politik seperti Perdes, lingkungan siap tidak protes ada sampah. Kalau infrastruktur fisik seperti tempat dan armadanya," pungkasnya.




(dil/ahr)


Hide Ads