Ini Saran Butet Kartaredjasa soal Penanganan Klithih di Jogja

Ini Saran Butet Kartaredjasa soal Penanganan Klithih di Jogja

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Rabu, 06 Apr 2022 16:06 WIB
Butet Kartaredjasa di kediamannya, Bantul, Rabu (6/4/2022).
Butet Kartaredjasa di kediamannya, Bantul, Rabu (6/4/2022). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng
Bantul -

Seorang pelajar bernama Daffa Adziin Albasith (18) tewas usai diserang sekelompok orang menggunakan benda tajam diduga sebuah gir di kawasan Gedongkuning, Jogja akhir pekan lalu. Masyarakat menyebutnya sebagai korban klithih.

Seniman Butet Kartaredjasa menilai persoalan klithih harus ditangani dengan sungguh-sungguh. Dia memiliki beberapa saran yang bisa dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini Pemda DIY.

Menurut Butet, klithih merupakan wujud para remaja dalam mencari perhatian namun dilakukan secara primitif dan anarkis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena itu (klithih) sebenarnya wujud kompensasi anak muda, remaja mencari perhatian. Mencari perhatian secara gampang dan secara primitif adalah dengan membacok orang dan melakukan tindakan-tindakan anarkis," ujar Butet kepada wartawan di kediamannya, Pedukuhan Kembaran, Kalurahan Tamantirto, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, Rabu (6/4/2022).

Pencarian perhatian secara primitif dan anarkis itu, kata Butet, dapat diredam jika mereka sudah bersentuhan dengan kebudayaan. Oleh sebab itu peran Pemda DIY sangat dibutuhkan dalam menyediakan kegiatan dan infrastruktur untuk berkesenian.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, Pemda DIY bisa mengalihkan energi para remaja itu dengan menyediakan infrastruktur dan kegiatan sarat akan nilai budaya dengan dana keistimewaan yang dimiliki.

"Saya pikir infrastruktur tempat bertumbuhnya komunitas-komunitas seni yang difasilitasi pemerintah melalui Danais (dana keistimewaan) itu harus diperbanyak kegiatannya dan dukungannya," kata Butet.

"Itu saja yang diperkuat, dan Jogja sudah menjadi satu ranah kebudayaan yang sudah diuji oleh sejarah mampu menumbuhkan anak-anak muda kayak saya yang sejak remaja sudah berkesenian. Menyelamatkan hidup saya ya karena jalan kebudayaan," lanjut Butet.




(ahr/ams)


Hide Ads