Ridwan Kamil Sambangi Butet Kartaredjasa di Bantul, Ini yang Dibahas

Ridwan Kamil Sambangi Butet Kartaredjasa di Bantul, Ini yang Dibahas

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Rabu, 06 Apr 2022 15:25 WIB
Ridwan Kamil di rumah Butet Kartaredjasa, Pedukuhan Kembaran, Kalurahan Tamantirto, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, Rabu (6/4/2022).
Ridwan Kamil di rumah Butet Kartaredjasa, Pedukuhan Kembaran, Kalurahan Tamantirto, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, Rabu (6/4/2022). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng
Bantul -

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bertandang ke rumah seniman Butet Kartaredjasa di Kabupaten Bantul, DIY. Dalam pertemuan itu, keduanya membahas hubungan Jawa-Sunda dan kitab babad Padjajaran.

Ridwan Kamil mengaku kedatangannya ke rumah Butet sebagai kawan yang dulu kerap berinteraksi di berbagai kesempatan, bahkan sebelum dia menjabat sebagai Wali Kota Bandung. Ridwan Kamil menilai Butet adalah salah satu inspirasi di bidang kebudayaan.

"Kedua, melanjutkan komitmen saya dengan Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, Ngarsa Dalem, dulu kunjungan kebudayaan muhibah ke Jogja dan dari Jogja muhibah ke Bandung membawa tarian khusus Keraton yang ternyata inspirasinya dari tanah Sunda juga," kata Ridwan Kamil saat ditemui di rumah Butet, Pedukuhan Kembaran, Kalurahan Tamantirto, Kapanewon Kasihan, Rabu (6/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena itu, Ridwan Kamil menilai hubungan baik antara Jawa-Sunda sebenarnya sudah terjalin sejak dulu namun jarang terekspos. Bahkan, saat ini RK ingin mempererat hubungan Jawa-Sunda di level komunitas ke komunitas seiring dengan surutnya kasus COVID-19 di tahun 2022.

"Kami ingin ada kerja sama kegiatan antara seniman-seniman Jogja mewakili budaya Jawa dengan seniman Jawa Barat mewakili Sunda," ujarnya.

ADVERTISEMENT

"Salah satu yang konkretnya ternyata ada cerita tentang Padjajaran, kesundaan dalam satu kitab (babad Padjajaran) yang kita belum tahu isinya apa karena bahasa Jawa kuno. Nah, saya akan biayai untuk terjemahkan ke bahasa latin, bahasa ke Indonesia," imbuhnya.

Selain itu, Ridwan Kamil berharap dialog budaya ini mampu menurunkan suhu politik yang kian memanas jelang Pemilu 2024. Selain itu, dialog tersebut juga sebagai bukti bahwa hubungan Jogja-Jawa Barat adem ayem dan menjadi penyeimbang.

"Mudah-mudahan dialog budaya ini mendinginkan suhu politik, karena saat ini beritanya penuh urusan politik dan panas. Kita Jogja dan Jawa Barat fokus di tengah memberikan kesejukan-kesejukan supaya imbang," ucapnya.

Sementara itu, Butet Kartaredjasa mengaku membahas hal-hal terkait budaya Jogja dan Sunda.

"Yang bisa tercetuskan dalam percakapan tadi itu tentang semacam rekonsiliasi kultural Jawa dan Sunda. Karena kalau kita menginginkan baik sejarah dan mitos itu seperti ada ketegangan di dua kultur ini (Jawa-Sunda)," ucap Butet.

Secara rinci, Butet menjelaskan bahwa sempat membahas terkait menerjemahkan salah satu koleksi bukunya. Adapun salah satu buku tersebut adalah kitab babad Padjajaran.

"Nah, ngobrol-ngobrol kita muncul salah satu idenya adalah bagaimana Kang Emil (sapaan Ridwan Kamil) memberikan support penuh untuk melatinkan kitab babad Padjajaran, yang kebetulan sekali, tidak sengaja salah satu koleksi buku antik saya," ucapnya.

"Saya punya buku lama bertuliskan aksara Jawa, bukan cetak, tulis tangan. Yang dulu saya dapat dari pedagang antik, salah satunya dari sembilan buku itu adalah kitab babad Padjajaran. Saya belum pernah baca itu," lanjut Butet.

Oleh sebab itu, Butet sangat mendukung upaya Ridwan Kamil untuk menerjemahkan kitab tersebut. Butet berharap nantinya semua kalangan bisa membaca dan memahami sejarah melalui kitab babad Padjajaran yang telah diterjemahkan.

"Karena ini dalam rangka berpikir untuk membangun kehangatan Jawa dan Sunda akan memberikan support melatinkan kitab itu supaya bisa dibaca. Untuk nantinya diprosakan dalam narasi-narasi yang bisa dibaca oleh manusia-manusia hari ini," ujarnya.

Ke depannya Butet berharap nantinya orang Jawa dan Sunda bisa melihat dan membaca kearifan lokal budaya dari kitab babad Padjajaran.

"Sehingga nanti orang Jawa, orang Sunda bisa membaca nilai-nilai kearifan budaya dari kitab babad Padjajaran yang ditulis oleh para pujangga-pujangga Jawa di masa lalu," katanya.




(rih/ahr)


Hide Ads