DIY Segera Masuk Masa Pancaroba, BMKG Paparkan Sederet Dampaknya

DIY Segera Masuk Masa Pancaroba, BMKG Paparkan Sederet Dampaknya

Jalu Rahman Dewantara - detikJateng
Kamis, 24 Mar 2022 16:12 WIB
Proses penataan kawasan Tugu Pal Putih, Yogyakarta, telah rampung dilakukan. Kawasan itu kini kian setelah bebas dari kabel melintang. Berikut potretnya.
Tugu Pal Putih Yogyakarta (Foto: Pius Erlangga/detikJateng)
Kulon Progo -

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan masuk masa pancaroba pada pertengahan April 2022. Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan lantaran momen peralihan musim ini bisa memicu terjadinya cuaca ekstrem.

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas menjelaskan masa pancaroba akan segera melanda wilayah DIY dan sekitarnya setidaknya pada pertengahan April mendatang. Kemudian pada Mei sebagian besar wilayah DIY diprediksi sudah masuk musim kemarau. Hanya saja rentang waktunya berbeda-beda, tetapi tidak terpaut jauh.

"Ya untuk wilayah DIY saat ini masih dalam kondisi musim hujan. Nah April nanti sebagian besar wilayah DIY sudah memasuki masa pancaroba. Dan untuk bulan Mei nanti hampir sebagian wilayah DIY itu masuk musim kemarau," ucap Reni saat ditemui wartawan di sela-sela kegiatan Sekolah Lapang Iklim (SLI) di Nanggulan, Kulon Progo, DIY, Kamis (24/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau wilayah Kulon Progo yang bagian utara, atau pegunungan memang agak lama masa masuk musim kemaraunya, yaitu sekitar Mei dasarian tiga. Namun kalau untuk bagian tengah dan selatan, dekat pesisir ini lebih awal, sekira April dasarian dua hingga dasarian tiga atau sekitar pertengahan April hingga akhir April sudah memasuki awal musim kemarau. Jadi memang bervariasi untuk wilayah Kulon Progo ini," sambungnya.

ADVERTISEMENT
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas, Kamis (24/3/2022).Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas, Kamis (24/3/2022). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng

Dampak Pancaroba

Reni pun menjelaskan bahwa saat masa pancaroba dampak yang paling terasa adalah munculnya cuaca ekstrem.

"Nah tentunya dengan kondisi iklim yang bervariasi, awal musim yang bervariasi dan juga potensi terjadinya musim pancaroba yang bervariasi ini menimbulkan potensi terjadinya cuaca ekstrem. Setidaknya sampai masa pancaroba bulan April," ujarnya.

Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa cuaca ekstrem yang terjadi di masa pancaroba bervariasi. Mulai dari badai, angin kencang, hingga puting beliung. Karena itu, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan.

"Sehingga masyarakat terutama petani ini untuk bersiap siaga menghadapi kondisi cuaca dan iklim ekstrem. Nah sekarang ini yang kita bina adalah petani-petani sekolah lapang iklim," ucapnya.

Kemunculan Puting Beliung-Hujan Es

Di lokasi yang sama, Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta International Airport (YIA), Warjono menambahkan potensi cuaca ekstrem yang terjadi di masa pancaroba nantinya bersifat sementara. Namun, efek yang ditimbulkan cukup merusak. Salah satunya karena kemunculan puting beliung.

"Potensi cuaca ekstrem masih terjadi karena ini memasuki musim pancaroba ya. Jadi saat-saat pancaroba justru akan ada potensi cuaca ekstrem yang sifatnya sementara tapi menghancurkan. Misalnya puting beliung. Ini akan muncul di bulan-bulan pancaroba ini ya," ujar Warjono.

Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta International Airport (YIA), Warjono, Kamis (24/3/2022).Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta International Airport (YIA), Warjono, Kamis (24/3/2022). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng

Dia menjelaskan puting beliung ini diprediksi muncul pada Maret hingga April 2022. Tanda-tanda kemunculannya diawali dengan panas di siang hari, kemudian muncul awan tebal jelang sore. Awan itu seakan-akan turun dan membentuk macam kerucut yang akhirnya memicu kemunculan puting beliung.

"Jadi Maret-April ini akan ada potensi kemunculan itu (puting beliung). Di siang hari biasanya terasa panas. Kemudian di siang jelang sore mulai terbentuk awan, kemudian bisa menyebabkan terjadinya puting beliung. Sifatnya cuma sebentar tapi merusak karena menimbulkan angin kencang yang bisa merobohkan pohon bahkan baliho-baliho," ujarnya.

Warjono mengatakan selain puting beliung, fenomena alam seperti hujan es juga diprediksi terjadi saat masa pancaroba. Munculnya fenomena ini disebabkan karena awan Cumulonimbus (Cb) yang sangat besar dan gelap seperti bentuk jamur sering muncul dari awal hingga akhir musim hujan. Awan itulah yang menyebabkan terjadinya hujan es karena aliran udara ke bawah yang cukup tinggi.

"Masih (potensi hujan es). Jadi untuk di Jogja kita perlu waspada pembentukan awan di sebelah kanan kiri Gunung Merapi. Ketika di wilayah Magelang biasanya akan muncul potensi awan yang tiba-tiba muncul dan (bergerak) ke selatan hingga masuk ke Kota Jogja. Ini akan menyebabkan cuaca yang sangat ekstrem yaitu angin puting beliung bahkan hujan es," urainya.




(rih/mbr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads