Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul mencatat 24 kasus meninggal dunia berstatus positif COVID-19 selama Februari 2022. Dinkes Gunungkidul menyebut kasus meninggal tersebut disebabkan faktor komorbid serta belum melakukan vaksinasi.
"Selama bulan Februari ada 24 kasus meninggal (dengan status terkonfirmasi COVID-19)," kata Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawaty kepada wartawan di Kabupaten Gunungkidul, Kamis (3/3/2022).
Dewi melanjutkan, dari 24 kasus tersebut sebagian besar didominasi orang yang sudah tua. Selain itu ada pula yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid dan belum mendapatkan vaksinasi karena karena sudah tua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beberapa penyebab kasus meninggal dunia itu karena ada komorbid dan ada yang belum divaksin juga," ucapnya.
Merujuk data Dinkes Gunungkidul, hingga Rabu (2/3) tercatat ada penambahan 244 kasus baru, sedangkan untuk kasus sembuh bertambah 132 orang. Untuk kasus meninggal ada 2 orang dan keduanya belum melakukan vaksinasi COVID-19.
Berdasarkan akumulasi, saat ini kasus konfirmasi menjadi 20.200 orang sedangkan total kasus sembuh 17.552 orang. Selanjutnya kasus yang masih dalam perawatan atau kasus aktif mencapai 1.588 dan kasus meninggal 1.060 orang.
Dewi menyebut melonjaknya kasus baru COVID-19 karena munculnya varian Omicron. Meski gejala Omicron lebih ringan, Dewi meminta masyarakat khususnya lansia agar tetap menerapkan prokes secara ketat.
"Saya kira sudah (karena Omicron), meskipun varian lainnya selalu ada. Meskipun relatif lebih ringan gejalanya tapi jika mengenai lansia yang memiliki comorbid dan belum vaksinasi ya sama saja bahayanya," ujarnya.
Menyoal ketersediaan tempat tidur untuk merawat pasien COVID-19, Dewi mengungkapkan saat ini ketersediaan tempat tidur (TT) di 7 rumah sakit rujukan COVID-19 ada 155 TT. Terkait tingkat keterisian, hingga hari ini mencapai 74 TT, dari 1.588 kasus aktif.
Baca juga: Jangan Salah! Solobaru Bukan di Solo Lho |
(aku/ams)