Tren pemakaman jenazah dengan protokol COVID-19 di Kabupaten Sleman meningkat selama Februari 2022. Hingga hari ini, tercatat ada 27 kali pemakaman yang dilakukan dengan menggunakan protokol COVID-19.
Koordinator Posko Dekontaminasi COVID-19 Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Vincentius Lilik Resmiyanto mengatakan, peningkatan pemakaman dengan protokol COVID-19 meningkat pada empat hari belakangan. Jika dibandingkan dengan bulan Januari, terdapat peningkatan dua kali lipat.
"Selama Februari sudah 27, yang ditangani posko ada 8 pemakaman. Lainnya ditangani dari Satgas kalurahan. Tapi ada 2 jenazah dari Surabaya sama dari Jakarta. Meninggal di Surabaya dimakamkan di sini. Dari Jakarta juga dimakamkan di sini," kata Lilik kepada wartawan, Senin (21/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Januari cuma delapan kalau nggak salah. Nggak sampai 10. Empat hari ini agak lumayan. Mulai hari Jumat kemarin sampai Senin agak lumayan," imbuhnya.
Dikatakan Lilik, selama Februari juga ditemukan kasus meninggal saat menjalani isolasi mandiri. Jumlahnya hanya satu kasus. Paling banyak, kata Lilik, tim pemakaman dan pemulasaraan BPBD Sleman memakamkan dari permintaan rumah sakit.
"Isoman meninggal ada sekali di Minggir. Usianya di atas 50 tahun. Sakit udah agak lama, terus meninggal, diswab antigen positif. Kebanyakan meninggal di rumah sakit," jelasnya.
Lebih lanjut, melihat tren kematian yang terus naik, pihaknya menyiagakan sebanyak 7 regu untuk pemulasaraan dan pemakaman. Mereka juga dibantu oleh satgas di tiap-tiap kalurahan.
"Kemarin dari 7 regu sudah muter. Terus ini dari satgas kalurahan," ucapnya.
Sejauh ini rata-rata usia yang meninggal dan dilakukan pemakaman dengan protokol COVID-19 di Sleman di atas 50 tahun. Kebanyakan dari pasien yang meninggal itu memiliki komorbid.
"Kebanyakan di atas 50 tahun. Kemarin juga ada yang meninggal usia 46 tahun. Iya pasti komorbid," ujarnya.
Lilik pun berharap agar masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan di tengah gempuran varian Omicron. Sehingga kejadian lonjakan kematian seperti saat varian Delta menyerang bisa diantisipasi.
"Jangan sampai (seperti Delta), mudah-mudahan. Landai aja. Varian Omicron ini kan penularannya lebih cepat daripada Delta, jangan disepelekan dan sama-sama jaga prokes supaya terhindar," pungkasnya.
(aku/mbr)