Kepala Disdikpora Kulon Progo, Arif Prastowo, mengatakan 15 sekolah itu terdiri dari 4 SMP dan 11 SD yang tersebar di sejumlah kapanewon. PTM di 15 sekolah ini telah disetop setidaknya sejak 4 hari lalu.
"Ada 15 ya (sekolah yang setop PTM), 4 SMP dan 11 SD. (Waktu penghentian) Bermacam-macam, tergantung hasil keluarnya swab. Ada yang mulai hari ini. Ada yang sudah empat hari yang lalu," ungkap Arif saat dimintai konfirmasi oleh wartawan di kantornya, Senin (21/2/2022).
Arif menyebut penghentian dilakukan karena ditemukan banyak siswa dan guru yang terjangkit COVID-19. Pihaknya mencatat total jumlah yang positif mencapai 200 orang. Rinciannya 120 siswa SD, 60 siswa SMP dan 20 guru.
"Siswa untuk SD sekitar 120, SMP mungkin sekitar 60-an, kemudian guru sekitar 20. Itu positif, hasil swab ya," ujar Arif sembari menyebut bahwa mayoritas kasus itu dalam kondisi tanpa gejala.
Arif mengatakan temuan kasus positif ini berdasarkan dua hal. Pertama yakni hasil surveilans PTM yang dilakukan Satgas COVID-19 Kulon Progo. Kedua karena siswa atau guru masuk radar kontak erat kasus positif sebelumnya.
"Ada yang dari surveilans, ada juga di luar itu. Misalnya ada anggota keluarga yang sakit, terus kemudian dia datang ke sekolah, kemudian di situ ada penularan. Jadi ketemunya dari dua cara, surveilans dan di luar surveilans," ucap Arif.
Arif mengatakan dengan adanya temuan kasus ini pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap kegiatan PTM di Kulon Progo. Di samping itu juga fokus mengoptimalkan kegiatan belajar dari rumah (BDR) bagi sekolah yang ditemukan kasus positif.
"Nah titik perhatian kami adalah evaluasi pembelajaran jarak jauhnya. Nah ini kami minta ke semua teman-teman guru, pengawas untuk membuat formulasi pembelajaran jarak jauh yang lebih efisien. Sehingga target-target, capaian kurikulumnya tidak terlalu ketinggalan begitu banyak," ujarnya.
Sementara itu Kepala SMP N 1 Pengasih, Muhammad Sohin, mengatakan sekolahnya masuk dalam 15 sekolah di Kulon Progo yang untuk sementara waktu menghentikan kegiatan PTM. Ini dilakukan setelah adanya 5 siswa di sekolah ini terjangkit Corona.
"Ya betul SMP 1 Pengasih kemarin ada 1 orang positif COVID-19 di keluarganya. Kemudian karena positif akhirnya satu kelas itu (kelas 9) di-tracing lanjutan oleh Puskesmas Pengasih 1, ternyata dari hasil tracing terdapat tiga orang positif. Dengan demikian karena melebihi lima persen, maka sesuai dengan aturan yang ada, anak-anak di-BDR-kan selama 14 hari, dari tanggal 11 Februari insyaallah tanggal 1 Maret sudah masuk kembali," ujarnya
"Semula ada tiga, lalu kemarin informasi ada tracing lagi dari keluarga, kelas 8 ada dua anak. Jadi total sekarang lima. Tapi mereka baik-baik saja," sambungnya.
Disinggung soal pelaksanaan BDR selama dihentikannya PTM di SMP 1 Pengasih, Sohin menyatakan kegiatan BDR berjalan lancar. Menurutnya baik guru maupun siswa di sekolah ini sudah bisa mengikuti kegiatan BDR, tanpa kendala berarti.
"Karena BDR sudah berjalan lama, jadi bapak ibu guru sudah tahu bagaimana melakukan BDR sesuai kondisi yang ada," pungkasnya.
(rih/mbr)