Keraton Jogja Pentaskan Beksan Surengrana Malam Ini

Keraton Jogja Pentaskan Beksan Surengrana Malam Ini

Tim detikJateng - detikJateng
Senin, 21 Feb 2022 03:16 WIB
Keraton Jogja
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat (Foto: dok. website Kraton Jogja)
Solo -

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat kembali menggelar Uyon-uyon Hadiluhung pada Senin Pon malam Selasa Wage. Pertunjukan kali ini juga bakal menampilkan Beksan Surengrana.

Dilansir dari website Keraton Jogja, Senin (21/2), peringatan Uyon-uyon Hadiluhung ini digelar untuk memperingati hari kelahiran atau Wiyosan Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X. Acara ini digelar di Bangsal Srimanganti, dan bisa disaksikan secara live streaming di akun YouTube Kraton Jogja maupun siaran RRI Pro 4 pukul 19.00 WIB.

"Selain menyajikan komposisi gendhing, Uyon-Uyon Hadiluhung pada 21 Februari 2022 menyajikan pula Beksan Surengrana," demikian keterangan dalam website tersebut seperti dikuti detikJateng, Senin (21/2/2022)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam website tersebut dijelaskan Beksan Surengrana merupakan karya Sri Sultan HB X. Tarian ini menukil dari Babad Tanah Jawi yang mengisahkan tokoh bernama Surengrana, penggawa Kadipaten Surabaya.

Pada era Mataram Islam saat Sri Susuhunan Paku Buwono I bertakhta, Surengrana diberi gelar panji. Kelak Surengrana menjadi tumenggung yang berkuasa atas wilayah Kabupaten Lamongan.

ADVERTISEMENT

Kisah Surengrana ini bermula ketika datang utusan Keraton Mataram Kartasura, Ki Menggung Surabrata dan Ki Menggung Wiramenggala, untuk meminta Adipati Jaya Puspita agar bertandang ke Mataram Kartasura karena sudah lama tidak sowan (menghadap). Namun, kedatangan kedua utusan ini ditolak Panji Surengrana dan Panji Kerta Yudha karena diduga hendak menyerang Mataram Kartasura.

Kesalahpahaman ini memicu perang antara pasukan Mataram Kartasura dengan Kadipaten Surabaya. Belakangan masing-masing pasukan menyadari tujuannya dan akhirnya bersama-sama menyiapkan diri melawan penjajah Belanda (VOC).

"Surengrana berasal dari dua kata yakni 'sureng' atau 'sura yang berarti berani dan 'rana' atau 'rananggana' yang berarti medan perang. Surengrana menjadi perlambang prajurit yang memiliki keberanian perang di medan laga," tulisnya.

Tarian ini bakal dibawakan oleh 12 penari, terdiri dari 8 penari memerankan prajurit dan sisanya sebagai pemimpin. Tarian ini menggunakan properti pedang dan tameng.

Berikut komposisi gendhing:

Gendhing Pambuka: Ladrang Raja Manggala Laras Pelog Pathet Nem.
Gendhing Soran: Gendhing Tunjung Karoban Laras Slendro Pathet Nem, Kendhangan Jangga Majemuk, jangkep sakdhawahipun.
Beksan Surengrana
Gendhing Lirihan I: Gendhing Kenya Wudhu Laras Slendro Pathet Sanga, Kendhangan Candra. Kalajengaken Ladrang Clunthang Laras Slendro Pathet Sanga.
Gendhing Lirihan II: Gendhing Sri Rejeki Laras Pelog Pathet Nem, Kendhangan Sarayuda.
Gendhing Lirihan III: Gendhing Montro Laras Slendro Pathet Manyura, Kendhangan Candra, minggah Ketawang Bendrong Mentul Laras Slendro Pathet Manyura. Kalajengaken Playon Manyura, kaseling Rambangan Dhandanggula lan Sinom.
Gendhing Panutup: Ladrang Sri Kondur Laras Slendro Pathet Manyura.




(ams/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads