Kasus Aktif Corona di Gunungkidul Capai 500 Orang, Playen Paling Parah

Kasus Aktif Corona di Gunungkidul Capai 500 Orang, Playen Paling Parah

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Jumat, 18 Feb 2022 18:47 WIB
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty, Rabu (22/5/2019).
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty. Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng
Gunungkidul -

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul menyebut hari ini ada tambahan 116 kasus baru COVID-19. Sehingga jumlah kasus aktif menjadi 500 orang.

Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawaty menyebut penyebaran COVID-19 di kabupaten itu terjadi secara masif dan tersebar di semua kapanewon.

"Hari ini ada tambahan 116 kasus baru. Sehingga jumlah kasus aktif jadi 500 dan sebagian besar menjalani isolasi mandiri (isoman)," kata Dewi Irawaty kepada wartawan, Jumat (18/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan akumulasi, saat ini kasus konfirmasi menjadi 18.552 orang, sedangkan total kasus sembuh 17.014 orang. Selanjutnya kasus yang masih dalam perawatan 500, dan kasus meninggal 1.038 orang.

Selain itu terdapat 1 pasien COVID-19 yang meninggal dunia.

ADVERTISEMENT

"Untuk yang hari ini yang meninggal karena ada komorbid dan belum bisa divaksin karena penyakitnya," ujarnya.

Menyoal penyebab meningkatnya kasus baru COVID-19 di Gunungkidul, Dewi mengaku karena masifnya penyebaran di tingkat kapanewon. Kendati demikian, masih ada beberapa klaster.

"Klaster besar hanya dua yang lalu ponpes dan calon manten, yang lain hanya kecil-kecil seperti keluarga. Tapi pemicunya kasus meningkat bukan karena klaster itu tapi memang sudah menyebar ke semua Kapanewon," ucapnya.

Kasus aktif di Kapanewon Playen tercatat paling besar dimana saat ini terdapat 101 orang yang positif COVID-19. Sementara itu, kasus aktif di Kapanewon Karangmojo sejumlah 68 orang, dan Kapanewon Wonosari 63 orang.

Terkait pengaktifan shelter Kabupaten, Dewi mengaku masih dalam pembahasan lintas instansi. Terlebih, saat ini masih banyak pasien yang bisa dipantau dengan pemantauan secara virtual.

"Sementara masih cukup karena yang dirawat di rumah sakit 17 orang. Pemantauan bisa diatur baik langsung maupun virtual lewat HP," katanya.




(ahr/ams)


Hide Ads