Jagat media sosial dihebohkan dengan cuplikan video mesum sesama pria (gay) di Banjarnegara yang berujung penangkapan pelaku sekaligus penjual video. Sosiolog kriminalitas Soeprapto pun angkat bicara soal viralnya video tersebut.
Mantan dosen Fisipol UGM itu mengatakan fenomena perilaku mesum kemudian direkam itu bukan barang baru. Tapi, kata Soeprapto, awalnya hanya untuk konsumsi pribadi bukan untuk diperjualbelikan.
"Fenomena perilaku gay maupun lesbi direkam dalam wujud video itu sebetulnya sudah terjadi sejak lama, tapi biasanya untuk dokumen pribadi, dan jika ada yang dijualbelikan, maka yang menjual adalah orang lain bukan pemilik video tersebut," kata Soeprapto kepada wartawan, Selasa (15/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akan tetapi, dengan berkembangnya teknologi informasi, saat ini terjadi pergeseran tujuan dan fungsi. Saat ini video-video itu bisa dijual dan menghasilkan keuntungan.
"Jadi sekarang mengalami pergeseran tujuan dan fungsi, yang semula hanya untuk dokumen pribadi dan kadangkala untuk bahan teror atau ancaman bagi pasangannya jika pasangannya mau meninggalkannya maka diancam bahwa videonya akan disebarluaskan, jadi berfungsi mengikat. Sekarang berfungsi komoditas yang bisa mendatangkan keuntungan," jelasnya.
Mengapa fenomena itu bisa terjadi? Soprapto menilai hal itu karena sekarang sudah banyak anggota masyarakat yang lebih mengutamakan uang daripada rasa malu.
"Berdasarkan teori pertukaran, maka banyak anggota masyarakat terutama remaja yang memilih mendapatkan 'economic reward' daripada memikirkan 'social and psychologycal cost'," katanya.
Dikatakannya, perilaku merekam dan menjual kegiatan seksual itu bisa menjadi ciri perilaku menyimpang. Jika tujuannya adalah untuk mendapatkan kepuasan saat videonya ditonton orang lain.
"Tergantung dari tujuan perilaku menjual videonya. Jika untuk economic reward tidak menyimpang, tapi jika untuk psychologycal reward maka dapat dianggap sebagai perilaku menyimpang, dalam arti jika dia puas jika video nya ditonton," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, polisi menangkap dua laki-laki pemeran video mesum sesama jenis (gay) yang viral di Banjarnegara, Jawa Tengah. Polisi melacak pemeran video tersebut lewat seragam SMA yang digunakan.
"Kami memiliki tim siber Humas dan Sat Reskrim, kita patroli pada tanggal 29 januari 2022, kami menemukan konten sifatnya pornografi dilakukan sesama jenis, yang kita kenal LGBT, gay. Di konten tersebut ada yang mengenakan seragam SMA. Dari seragam yang digunakan pelaku, kami langsung melakukan penyelidikan dengan menemui guru," kata Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto saat jumpa pers di kantornya, Senin (14/2).
"Kami mendatangi sekolah sesuai seragam, kita interogasi ternyata tidak ada. Kemudian kami mendatangi SMA negeri lain dan pelaku ada," sambung dia.
Hendri menyebut salah seorang pemeran video porno itu ternyata siswa kelas 1 SMA berinisial V (17). Sementara pemeran lainnya diketahui berinisial J (24).
"Pelaku adalah siswa SMA kelas 1. Dari situ kami menangkap pelaku," tutur Hendri.
(aku/sip)