Rekomendasi KNKT Pascakecelakaan Bukit Bego Bantul: Rambu-Kolam Jebakan

Rekomendasi KNKT Pascakecelakaan Bukit Bego Bantul: Rambu-Kolam Jebakan

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Senin, 14 Feb 2022 15:13 WIB
Lokasi kecelakaan maut bus di Jalan Imogiri-Dlingo, kawasan Bukit Bego, Bantul, Senin (14/2/2022).
Lokasi kecelakaan maut bus di Jalan Imogiri-Dlingo, kawasan Bukit Bego, Bantul, Senin (14/2/2022). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng
Bantul -

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) kembali meninjau lokasi kecelakaan maut bus yang menewaskan 13 penumpang di Jalan Imogiri-Dlingo, kawasan Bukit Bego, Kabupaten Bantul. KNKT memberikan sejumlah rekomendasi kepada Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Plt Kepala Sub Komite Moda Investigasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) KNKT Ahmad Wildan mengatakan, hari ini pihaknya sudah bertemu dengan pihak-pihak terkait penanganan pascakecelakaan maut di Bukit Bego pada Minggu (6/2) lalu.

"Jadi tadi sudah kita bagi, kita tetapkan apa yang harus dilakukan oleh Dinas Perhubungan Provinsi, apa yang harus dilakukan oleh Sudin Bina Marga. Yang pertama yang paling mendesak agar Pemda DIY menyusun namanya route hazard mapping, memetakan hazard pada lintasan destinasi wisata di seluruh DIY," kata Wildan saat ditemui di Kalurahan Mangunan, Kapanewon Dlingo, Bantul, Senin (14/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu nanti menjadi pedoman untuk membuat kebijakan dan tindakan misal memasang rambu-rambu," lanjut Wildan.

Pasang rambu peringatan

Selain itu, KNKT meminta kepada Dinas Perhubungan (Dishub) DIY agar memasang rambu-rambu peringatan di sepanjang jalan menurun jalur Imogiri-Dlingo. Menurutnya, Dishub DIY telah menyanggupinya.

ADVERTISEMENT

"Kedua, nanti kita minta Dishub Provinsi memasang papan peringatan menggunakan gigi rendah di jalan menurun dan tadi sudah disepakati," ucapnya.

Plt Kepala Sub Komite Moda Investigasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) KNKT Ahmad Wildan di Bantul, Senin (14/2/2022).Plt Kepala Sub Komite Moda Investigasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) KNKT Ahmad Wildan di Bantul, Senin (14/2/2022). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng

Jalur penyelamat dan kolam jebakan

Selain itu, KNKT juga meminta adanya pembuatan tiga jalur penyelamat dan satu kolam jebakan di jalur Imogiri-Dlingo. Rekomendasi tersebut akan dibarengi dengan edukasi kepada pengemudi soal cara melintas di jalur yang banyak turunannya.

"Kemudian di Bina Marga akan memasang jalur penyelamat dan kolam jebakan di ban-ban itu. Kolam jebakan akan kita tata lebih lanjut biar lebih bagus dan lebih safe (aman)," ujarnya.

"Nanti kita akan membuat edukasi kepada pengemudi bagaimana cara melalui jalan menurun dan bagaimana memindahkan gigi di jalan menurun," lanjut Wildan.

Terkait di mana saja lokasi jalur penyelamat dan kolam jebakan, Wildan mengaku jalur tersebut akan berada di sepanjang jalan Imogiri-Dlingo, khususnya yang memiliki kontur menurun.

"Kolam jebakan itu sebelah kanan, kalau jalur keselamatan di sebelah kiri. Dari atas ada tiga titik jalur penyelamat dan di Bukit Bego kolam jebakan. Untuk jalur penyelamat di tanah milik UGM, jadi rencana buat tiga jalur penyelamat dan terakhir kolam jebakan," katanya.

Lokasi kecelakaan maut bus di Jalan Imogiri-Dlingo, kawasan Bukit Bego, Bantul, Senin (14/2/2022).Lokasi kecelakaan maut bus di Jalan Imogiri-Dlingo, kawasan Bukit Bego, Bantul, Senin (14/2/2022). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng

Kemudian untuk kolam jebakan, kata Wildan, akan berada di dekat batu besar yang ada di kawasan Bukit Bego. Menurutnya, kolam jebakan adalah upaya terakhir jika bus atau truk tidak mampu mencapai jalur penyelamat.

"Jadi ada batu besar celahnya kan ada jalan masuk itu, nah itu akan bikin kolam jebakan saja. Karena siapa tahu masuk, kendaraan sudah buntu mau lewat mana, tapi kita harapkan itu tidak akan pernah digunakan karena sudah masuk ke jalur penyelamat sebelumnya," ujarnya.

Secara detail, Wildan juga menjelaskan perbedaan antara kolam jebakan dan jalur penyelamat. Menurutnya, jalur penyelamat memiliki kontur naik sedangkan kolam jebakan berbentuk kolam dengan bebatuan gravel di dalamnya.

"Kalau jalur penyelamat bentuknya naik. Kalau kolam jebakan itu bentuknya kolam dan isinya batuan gravel. Tapi di dalam (kolam) sebenarnya kita kasih celah yang lembut, jadi kalau misal ditaruh batu itu tidak apa-apa," ucapnya.

"Tapi begitu bus atau truk masuk dia akan jeblos (amblas) masuk ke dalam kolam batuan gravel. Dan kalau pun bablas di depan sudah kita kasih ban, jadi bannya tidak terlempar ke mana-mana dan kalau pun dia menabrak dia sudah dijepit oleh batu, kalau sekarang menabrak (ban) kan bisa ke mana-mana (dampak membentur ban)," imbuh Wildan.

Dishub Bantul jalankan rekomendasi KNKT

Sementara itu, Kepala Dishub Bantul Aris Suharyanta mengatakan pihaknya segera menindaklanjuti arahan dari KNKT. Seperti halnya terkait penambahan rambu-rambu di jalur Imogiri-Dlingo.

"Iya tadi sudah jelas arahan dari KNKT nanti rambu-rambu kita tambah. Terus kemudian itu kan terkait dengan imbauan ada koreksi pakai gigi rendah," ujarnya.




(rih/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads