Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Bantul menuturkan pembelajaran tatap muka (PTM) di SD-SMP bakal digelar 50 persen. Aturan PTM ini mulai diberlakukan Senin (7/2).
"Jadi mulai Senin pekan depan PTM (SD-SMP) tidak lagi 100 persen tapi hanya 50 persen (dari total kapasitas siswa). Ini kami sudah menyampaikan surat edarannya kepada sekolah," kata Kepala Disdikpora Bantul Isdarmoko kepada wartawan, Sabtu (5/2/2022).
Isdarmoko menuturkan hal ini untuk mengantisipasi melonjaknya kasus harian COVID-19 di Bantul. Selain itu ada juga Instruksi Mendikbudristek pembelajaran di tengah pandemi harus mengedepankan kesehatan dan keselamatan siswa, guru, tenaga pendidikan maupun orang tua siswa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apalagi varian Omicron ini kan penularannya lebih tinggi dibandingkan varian Delta. Karena itu kita harus hati-hati dan diambil lah kebijakan ini (PTM 50%)," ucapnya.
Isdarmoko menuturkan sejauh ini belum ada klaster baru di SD dan SMP se-Kabupaten Bantul. Menurutnya hanya ada satu murid SD yang positif COVID-19 akibat tertular dari orang tuanya dan itu sudah terjadi beberapa waktu lalu
"Saya akui ada siswa SD yang positif COVID-19, tapi siswa tersebut tertular dari orang tuanya. Jadi bukan klaster sekolah ya," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih memastikan tidak akan menghentikan PTM di Bantul namun hanya mengurangi jumlah siswa. Akan tetapi, jika ada siswa yang terpapar COVID-19 maka sekolah yang bersangkutan harus mengehentikan sementara PTM.
"Jadi sekolah yang ada siswanya terpapar saja yang PTM-nya ditutup sementara. Kalau sekolah lainnya PTM tetap jalan meski kapasitas siswanya dikurangi," kata Abdul.
Untuk diketahui, hingga Jumat (4/2) kemarin, tercatat ada penambahan 49 kasus baru di Bantul, sedangkan kasus sembuh bertambah 5 orang dan kasus meninggal nol. Hal tersebut membuat jumlah kasus aktif di bumi Projotamansari saat ini 193 orang dan semuanya tengah menjalani isolasi.
Selanjutnya, akumulasi kasus konfirmasi saat ini mencapai 57.643 dan kasus sembuh 55.879. Lalu untuk kasus meninggal hingga saat ini mencapai 1.571 orang.
(ams/ahr)