Pesan yang menyebut vaksin Corona atau COVID-19 yang telah disuntikkan ke dalam tubuh bisa dihilangkan dengan garam dan air kelapa beredar secara berantai melalui WhatsApp (WA). Dinas Kominfo Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan mengutip Kominfo menyatakan info itu tidak benar alias hoax!
"Apa benar? Vaksin COVID-19 Membahayakan dan Harus Dihilangkan dengan Mengonsumsi Air Kelapa dan Garam Laut?
Beredar sebuah pesan berantai WhatsApp yang menyebutkan bahwa Vaksin COVID-19 yang telah disuntikan ke dalam tubuh dapat dihilangkan dengan garam laut dan air kelapa"
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Demikian cuit akun resmi Twitter Kominfo DIY @kominfodiy seperti dilihat detikJateng, Minggu (30/1/2022).
Cuitan itu dilengkapi dengan penjelasan yang menegaskan info yang beredar di atas tidak benar.
Berikut ini penjelasan:
"Beredar sebuah pesan berantai WhatsApp yang menyebutkan bahwa vaksin Covid-19 yang telah disuntikan ke dalam tubuh dapat dihilangkan dengan garam laut dan air kelapa.
Pesan tersebut menjelaskan pula bahwa vaksin Covid-19 adalah senjata biologis yang dapat mematikan, merusak gen, pengentalan darah, dan melumpuhkan sel otak. Oleh karena itu, vaksin yang telah disuntikan harus dihilangkan dengan cara mengonsumsi garam laut dan air kelapa."
Baca juga: Gempa Darat M 1,4 Terjadi di Bantul Pagi Ini |
Faktanya:
"Klaim bahwa vaksin COVID-19 adalah senjata biologis dan klaim bahwa mengonsumsi air kelapa dan garam laut dapat menghilangkan vaksin COVID-19 yang telah disuntikkan ke dalam tubuh pada pesan berantai tersebut adalah tidak benar, alias hoaks," terang Kominfo DIY.
Selanjutnya Kominfo DIY menuliskan penjelasan yang disampaikan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh, Dr dr Safrizal Rahman M.Kes., Sp.OT. , yang menyatakan fenomena masyarakat yang meminum air kelapa muda usai menerima suntikan vaksin COVID-19 untuk menetralisir efek vaksinasi merupakan sesuatu yang tidak rasional.
Dikutip dari situs kesehatan Health Line, lanjut KOminfo DIY, vaksin yang telah disuntikkan ke dalam tubuh tidak bisa dihilangkan.
"Vaksin, seperti vaksin untuk COVID-19, masuk ke dalam tubuh dan mulai bekerja dengan cepat," kata Jason Gallagher, Profesor Klinis Penyakit Menular di Temple University di Philadelphia, demikian pungkas Kominfo DIY dalam lansirannya.
(sip/aku)