Konsumsi Sapi Mati, 10 Orang di Gunungkidul Alami Gejala Mirip Antraks

Konsumsi Sapi Mati, 10 Orang di Gunungkidul Alami Gejala Mirip Antraks

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Jumat, 28 Jan 2022 20:21 WIB
Sapi biru Latvia
Ilustrasi sapi. (Foto: Getty Images/iStockphoto/imantsu)
Gunungkidul -

Sedikitnya 10 warga di Kalurahan Hargomulyo, Kapanewon Gedangsari, Gunungkidul mengalami gejala mirip penyakit antraks. Hal itu terjadi usai warga memakan daging sapi yang mati mendadak.

Lurah Hargomulyo Sumaryanta menjelaskan, bahwa kejadian bermula saat sapi milik salah seorang warga mati mendadak hari Kamis (19/1/2022). Mendapati hal tersebut, puluhan warga melakukan brandu atau iuran uang yang hasilnya diberikan kepada pemilik sapi dengan catatan sapi itu dibagikan ke masyarakat.

"Sebanyak 65 orang iuran masing-masing Rp 100 ribu dan kemudian diberikan kepada pemilik sapi sebagai ganti rugi. Selanjutnya daging sapi dibagi-bagi ke warga yang iuran, kalau di sini namanya dibrandu," katanya saat dihubungi wartawan, Jumat (28/1/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selang beberapa waktu, beberapa orang yang mengkonsumsi daging tersebut mengalami meriang hingga bagian tangan melepuh karena luka. Di mana hal itu mengarah ke gejala penyakit antraks.

"Dari 30 warga yang mengkonsumsi daging sapi itu 10 orang mengalami gejala seperti penyakit antraks," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Saat ini, kata Sumaryanta, sepuluh orang itu telah mendapat penanganan medis. Bahkan, petugas medis telah mengambil sampel 10 orang tersebut.

"Sudah tertangani dan sudah diambil sampel juga untuk memastikan penyakit apa yang diderita mereka. Untuk sisa daging yang belum diolah juga sudah dimusnahkan dengan cara dibakar," ujarnya.

Dihubungi terpisah, Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Gunungkidul Retno Widyastuti mengaku telah mendapatkan informasi terkait adanya dugaan antraks di Kalurahan Hargomulyo. Namun, untuk memastikan antraks atau bukan pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium.

"Baru proses, saat ini masih menunggu hasil dari laboratorium," ucapnya secara singkat kepada wartawan.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Gunungkidul Abdul Azis menyebut telah mengambil sampel terkait kejadian tersebut. Bahkan, pihaknya sudah memberikan obat-obatan kepada warga yang bergejala.

"Untuk kepastian kasus juga sudah diambil sampel mulai dari darah warga, tanah hingga contoh daging yang masih tersisa. Selain itu, kita juga sudah lakukan pelacakan kasus untuk mengurangi risiko penyebaran yang lebih luas," ujarnya.




(bai/sip)


Hide Ads