Pokja Genetik UGM Teliti 33 Sampel Diduga Omicron, Ini Prosesnya

Pokja Genetik UGM Teliti 33 Sampel Diduga Omicron, Ini Prosesnya

Jauh Hari Wawan S - detikJateng
Senin, 24 Jan 2022 17:11 WIB
Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM dr Gunadi
Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM dr Gunadi. Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJateng
Jogja -

Kelompok Kerja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM memeriksa whole genom sequencing (WGS) terhadap 33 sampel positif COVID-19. Sampel itu dicurigai sebagai Corona varian Omicron.

"Ada 33 sampel dari 5 kabupaten/kota, kecuali Gunungkidul," kata Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM, dr. Gunadi, kepada wartawan, Senin (24/1/2022).

Gunadi mengatakan salah satu yang menjadi perhatian adalah kasus Omicron pasien Cilacap. Menurut informasi yang diperoleh, pasien positif Omicron itu sempat berhenti di Stasiun Jogja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sehingga kemarin perhatian dari pemerintah Jogja adalah kontak eratnya siapa saja. Karena dia sudah naik kereta," ungkap Gunadi.

Menurut Gunadi, hasil pemeriksaan genome itu mestinya keluar hari ini. Tapi, karena ada kendala teknis, datanya belum terbaca. Sehingga belum bisa dipastikan apakah Omicron sudah menyebar di wilayah DIY atau belum.

ADVERTISEMENT

"Kalau genome-nya sudah selesai hari ini, kita coba convert. Tapi kalau kemudian (pertanyaannya) apakah mungkin Omicron sudah ada di Jogja? Ya mungkin tinggal menunggu hasilnya saja," ucapnya.

Gunadi memastikan dalam waktu dekat hasilnya sudah bisa diumumkan. "Harusnya minggu ini. Tapi mesinnya itu enggak bisa meng-convert itu. Datanya tidak bisa dibaca, datanya keluar tapi tidak bisa dibaca huruf-hurufnya itu. Kita jadi tidak bisa menginterpretasikan ini varian apa," sambungnya.

Gunadi menjelaskan, berdasarkan pernyataan WHO, varian Omicron disebut less severe but not mild. Artinya, gejala Omicron ringan namun bukan berarti tidak menimbulkan risiko kematian.

"Penting sekali disampaikan kepada masyarakat bahwa memang gejala umumnya tidak berat, tetapi dia bukan jinak. Kalau dia kena (orang) yang rentan bisa menjadi berat," kata Gunadi.

Selain menyebar dengan cepat, Gunadi menambahkan, varian Omicron juga mampu mengelabui sistem imun. Sehingga dia tetap meminta masyarakat waspada.

"Karena Omicron salah satu sifatnya dia imune escape ya. Itu yang wajib diwaspadai juga adalah penurunan kadar antibodi setelah sekian bulan. Makanya kemudian booster menjadi wajib (mandatory)," jelasnya.




(dil/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads