PGN Suplai Gas Bumi dari Bawah Laut ke Industri-Rumah Tangga, Lebih Murah!

PGN Suplai Gas Bumi dari Bawah Laut ke Industri-Rumah Tangga, Lebih Murah!

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Senin, 28 Jul 2025 19:16 WIB
Petugas meninjau instalasi di Kantor Kalimantan Jawa Gas yang berlokasi di Kawasan Industri Tambaklorok, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Senin (28/7/2025).
Petugas meninjau instalasi di Kantor Kalimantan Jawa Gas yang berlokasi di Kawasan Industri Tambaklorok, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Senin (28/7/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Semarang -

Jaringan gas bumi kini menjadi tulang punggung energi ramah lingkungan di Semarang. PT Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai bagian dari Subholding Gas Pertamina terus memperluas pemanfaatan gas bumi dari hulu ke hilir, termasuk memasok gas melalui pipa bawah laut sejauh 198 kilometer dari Sumur Kepodang di Jawa Timur.

Sales Komersial Industri PGN Area Semarang, Aldo Marino menjelaskan suplai gas bumi ke wilayah Semarang, Kendal, Demak, dan Batang, kini jauh lebih andal berkat pipa bawah laut yang terhubung langsung dari sumber utama.

"Gas bumi yang dipakai di Semarang ini berasal dari Sumur Kepodang, 198 kilometer di bawah laut, itu bikin di Jawa Timur," kata Aldo di Kantor PT Kalimantan Jawa Gas, Kecamatan Semarang Utara, Senin (28/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Petugas meninjau instalasi di Kantor Kalimantan Jawa Gas yang berlokasi di Kawasan Industri Tambaklorok, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Senin (28/7/2025).Petugas meninjau instalasi di Kantor Kalimantan Jawa Gas yang berlokasi di Kawasan Industri Tambaklorok, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Senin (28/7/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng

Ia mengatakan, jaringan pipa tersebut masuk ke darat melalui fasilitas ORF (Onshore Receiving Facility), lalu disalurkan ke berbagai kawasan industri dan pembangkit listrik, termasuk Indonesia Power sebagai penyerap terbesar.

PGN sendiri sudah lama eksis di Indonesia, bahkan sejak zaman Belanda pada tahun 1859. Namun baru pada 2014, gas bumi kembali dihadirkan ke Semarang melalui sistem CNG (Compressed Natural Gas) dengan truk. Kini, sejak proyek pipa transmisi Cisem berjalan sejak 2021, gas bumi bisa dialirkan secara langsung (pipeline) ke berbagai pelanggan industri maupun rumah tangga.

ADVERTISEMENT

"2014 kita menggunakan CNG, hanya dua pelanggan. Sekarang kita sudah ada 41 pelanggan komersial industri dan korporat PLN 1, 13 UMKM di sekitar Kota Semarang, 21.678 pelanggan rumah tangga termasuk di DIY. Total pengelolaan gas kita hingga hari ini sekitar 35.559 BTU," ungkap Aldo.

Ia menyebutkan, sejumlah perusahaan besar telah menjadi pengguna utama gas bumi dari PGN, seperti PT Indonesia Power, Rumah Keramik Indonesia, perusahaan di Demak, dan perusahaan kawasan industri di Batang.

Tak hanya industri, sektor rumah tangga juga mulai menikmati manfaat gas bumi yang lebih ekonomis dan aman. Rata-rata tagihan bulanan pelanggan rumah tangga berada di kisaran Rp 35-Rp 40 ribu, tergantung pemakaian. Harga gas yang disuplai PGN untuk pelanggan non-subsidi berada di kisaran Rp 6,5-10 ribu per meter kubik.

"Bisa untuk water heater, oven. Zaman sekarang banyak yang usaha laundry, itu sangat cocok kalau berlangganan dengan Gas PGN. Harganya jauh lebih kompetitif, operasionalnya lebih mudah, lebih aman," ungkapnya.

PGN menyatakan, pasokan gas saat ini masih melimpah, dan perusahaan sedang fokus memperluas jaringan serta mengakuisisi lebih banyak pelanggan baru.

"Suplai terbesar kita selain dari Kepodang, sumber terbesar kita dari HDB Pertamina. Itu yang mendominasi gas untuk Semarang," terangnya.

Beberapa pelanggan baru juga sudah dalam pipeline pengembangan, termasuk pabrik dari China yang akan menyerap gas dalam jumlah besar. Sementara untuk rumah tangga, lanjutnya, PGN tetap mengedepankan aspek keselamatan.

Instalasi pipa gas sendiri, kata Aldo, dilakukan dengan standar tinggi, menggunakan pipa yang menempel di dinding untuk memudahkan monitoring dan perawatan.

"Prosesnya dimulai dari sosialisasi dan pendaftaran, baru kemudian kita hitung keekonomiannya. Kalau sudah layak, kita langsung pasang," tutur Aldo.

Melalui perluasan jaringan gas bumi yang bersih dan efisien, ia berharap PGN bisa mendukung target transisi energi nasional, sekaligus membantu industri dan masyarakat mengakses energi yang lebih terjangkau dan berkelanjutan.




(dil/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads