Bupati Demak Eisti'anah membuat pilot project rumah mumbul (mengapung) untuk warga pesisir agar bisa bertahan di tengah ancaman rob. Rumah mumbul tersebut berada di Kampung Timbulsloko, Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Demak.
Dengan posisi mengapung, rumah ini akan mampu menyesuaikan kondisi rob yang menerjang. Sampai saat ini sekitar 130 jiwa masih bertahan di kampung tersebut.
"Rumah mumbul nanti kita yang buatin, nanti kapan-kapan kita ke sana ya, mau ngasih bantuan dan bener-bener pada mau atau tidak begitu," kata Bupati Demak Eisti'anah usai menghadiri Rapat Koordinasi Forum Penataan Ruang, Rabu (22/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menerangkan rumah tersebut merupakan pilot project penanganan rob di wilayah pesisir. Selain itu, ia menyebut tanggul laut merupakan solusi atasi abrasi di pesisir Demak secara menyeluruh.
"Kemarin kita membuat pilot project, itu dari Perkim menyampaikan ketahanan itu sekitar 25 tahun. Selain itu kita tidak hanya membiarkan rumah itu dibangun terus selesai, tidak. Tapi juga akan ada sektor lainnya yaitu tanggul laut," terangnya.
Ia menerangkan berdasarkan saran konsultan, rob di Demak makin parah lantaran adanya pembangunan di Semarang. Oleh karenanya perlu adanya tanggul laut sekaligus pelindung air dari wilayah Sayung ke timur hingga Kecamatan Wedung.
"Tadi disampaikan oleh konsultan itu paling setuju tanggul laut, karena kalau hanya tanaman vegetatif tidak akan mengurangi abrasi yang ada di kabupaten Demak. Karena sudah terhimpit reklamasi. Ibaratnya sisi kanan, baratnya, Semarang itu sudah reklamasi, ditumpuk tanahnya otomatis airnya mencari daerah yang paling rendah," urai Eisti'anah.
"Begitu juga larinya nanti ke arah Wedung, begitu selanjutnya. Sehingga ini perlu adanya sinergi yang baik. Kita jurus, tadi kita mengupayakan. Dari tim ahli juga menyampaikan ke depan juga ada perluasan Pelabuhan Tanjung Emas 200 hektare tadi katanya, itu yang bikin kita deg-degan juga. Radak miris begitu ya," sambungnya.
Rumah apung sendiri terbuat dari kerangka kayu berukuran 6x6 meter yang ditopang sebanyak 49 drum-drum plastik yang saling terhubung. Fungsi drum-drum itu untuk menyesuaikan naik turunnya gelombang air pasang atau rob.
Di dua sisi samping rumah nampak 6 tiang dari bambu dan tali yang mengikat gerak rumah tersebut. Jembatan sepanjang 5 meter penghubung rumah dan akses utama nampak terdapat roda untuk menyesuaikan naik turunnya rumah tersebut.
Melihat sisi dalam, rumah tersebut berlantaikan sejenis bahan asbes, dan memiliki dua kamar. Lantai rumah tersebut nampak lebih rendah dibandingkan rumah lain dan jembatan akses utama saat tidak terjadi air pasang.
Pantauan detikJateng di lokasi rob sedang tidak naik. Lantai rumah tersebut nampak lebih rendah dibandingkan rumah yang lain. Rumah tersebut merupakan bantuan dari Pemkab Demak yang dihuni oleh Alfiyah, suami, dan dua anaknya yang sudah dewasa.
Pemilik rumah, Alfiyah (46) mengatakan rumah mumbul tersebut berdiri di depan rumah lamanya di RT 3 Kampung Timbulsloko. Saat rob tinggi rumah lamanya terendam rob hingga setengah jendela. Ia berpindah ke rumahnya yang baru untuk istirahat lantaran aman dari rob.
Seperti diketahui kampung Timbulsloko, Kecamatan Sayung telah terendam rob bertahun-tahun. Warga terus meninggikan lantai rumah dan menambah membuat panggung dari kayu menyesuaikan tinggi rob yang datang.
Akses antar rumah di kampung tersebut menggunakan kayu layaknya jembatan berukuran sekitar seratus sentimeter dengan ketinggian sekitar dua meter.
"Saat rob datang sampai setengah jendela (rumah lama). Kalau rob ya ke sini (rumah mumbul) untuk istirahat," kata Alfiyah saat ditemui di rumahnya, Rabu (22/5).
Ia menyebut rob yang datang tiap tahun kian tinggi. Rob tinggi di wilayah tersebut mulai pukul 14.00 WIB hingga magrib.
"Rumah sini mumbul saat rob datang. Robnya besar sudah sejak puasa. (mengapung) tinggi rumahnya dibanding jembatan. Kemarin sore robnya kecil," terangnya.
Ia menerangkan dibandingkan rumah lamanya lebih enak berada di rumah mumbul. Lantaran saat rob masuk rumah sudah tidak bisa aktivitas apapun.
Ia menerangkan di rumah lamanya ia sempat menguruk padas sebanyak dua kali dan memasang panggung kayu. Kemudian dirinya memutuskan untuk membuat rumah mumbul.
"Enak yang apung, soalnya kan bisa mumbul tidak usah meninggikan," ujarnya.
(apl/cln)