Cegah Penyakit Kulit Sapi, Ganjar Terapkan Strategi Penanganan COVID-19

Cegah Penyakit Kulit Sapi, Ganjar Terapkan Strategi Penanganan COVID-19

Atta Kharisma - detikJateng
Kamis, 19 Jan 2023 17:08 WIB
Ganjar Pranowo mengecek peternakan sapi untuk mencegah penyebaran penyakit lumpy skin deasease.
Foto: dok. Pemprov Jateng
Jakarta -

Indonesia saat ini tengah dilanda wabah virus baru, yakni lumpy skin disease atau LSDV yang menyerang banyak hewan ternak. Virus ini membuat hewan ternak, seperti sapi, yang terjangkit mengalami penyakit kulit benjol atau LSD.

Jawa Tengah menjadi salah satu provinsi di Tanah Air yang mengalami wabah virus LSDV ini. Guna mengantisipasi penyebaran LSD tersebut, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo langsung menginstruksikan jajarannya di seluruh kabupaten dan kota untuk mendeteksi sapi yang terjangkit LSD.

"Kita mendapatkan info itu juga langsung kita sampaikan dan cepat ditangani. Ambil sampelnya, bawa ke lab agar tidak salah terjadi, tindakan" ujar Ganjar dalam keterangan tertulis, Kamis (19/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ganjar juga menyiapkan sistem peringatan dini (early warning system) sebagai langkah antisipatif dan edukatif kepada para peternak.

"Muncul penyakit yang baru, bermutasi dari yang lain, maka ujian profesionalitas dan keseriusan dari aparatur sangat dibutuhkan, early warning system mesti dilakukan," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, Ganjar berharap gerakan penyuluh dan komunitas pecinta hewan mampu menjadi garda terdepan dalam mengantisipasi dan menanggulangi LSD. Menurutnya, LSD tidak hanya menjangkiti hewan ternak seperti sapi, tapi juga bisa menular pada manusia dan tanaman sehingga perlu upaya lebih untuk menangani penyakit tersebut.

"Peran penyuluh juga sangat penting, sehingga mereka bisa dijadikan garda terdepan. Berkolaborasi dengan komunitas, apakah itu peternak, pecinta hewan yang ada," tuturnya.

Ganjar mengungkapkan pengalaman pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi pandemi COVID-19 lalu dapat dijadikan panduan dan pembelajaran untuk menangani LSD. Ia menyebut jika ada sapi yang bergejala dan positif LSD, maka harus segera diisolasi serta ditangani secepat mungkin oleh tim medis.

Lebih lanjut, Ganjar mengatakan peternakannya juga harus disterilisasi. Dengan demikian, penularan dan penyebaran LSD bisa dicegah sedini mungkin sejak dari tempat peternakan.

"Ilmunya sudah ada layaknya kemarin kita menangani COVID-19. Begitu terjadi, sudah ditutup, diisolasi. Terus lakukan treatment. Sekarang butuh tindakan lapangan dengan cepat," ucapnya.

Sebagai informasi, penyakit LSD memiliki ciri-ciri antara lain demam mencapai 41,5Β°C, tidak nafsu makan, penurunan produksi susu, hidung penuh ingus, hipersalivasi konjungtivitis, depresi dan pembengkakan limfoglandula.

Selain itu, terdapat pula nodul pada kulit yang berbatas, jelas dan menonjol di bawah kulit atau di bawah otot dengan diameter antara 2 hingga 5 sentimeter.

Sementara untuk kasus LSD yang telah terdeteksi dan dinyatakan positif LSD di Jateng antara lain di Kabupaten Sukoharjo 13 kasus, Kabupaten Boyolali 32 kasus dan Kabupaten Klaten 74 kasus.




(prf/ega)


Hide Ads